Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin: Alat Kesehatan Buatan Indonesia Tidak Kalah dengan Produk Global

Kompas.com - 21/10/2022, 19:30 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemnperin) bersama Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) memfasilitasi sejumlah industri alat kesehatan nasional tampil pada ajang pameran bergengsi tingkat internasional, yakni Industrial Transformation ASIA PASIFIC (ITAP) 2022.

Pameran yang berlangsung di Singapore Expo mulai tanggal 18 sampai 20 Oktober 2022 ini menjadi peluang besar untuk mempromosikan berbagai keunggulan produk alat kesehatan nasional sekaligus menjajaki potensi kerja sama dan investasi.

"Kita patut berbangga, Indonesia telah mampu memproduksi alat kesehatan seperti ventilator high-end dan ventilator emergency yang tidak kalah dengan produk global. Saat ini, ventilator Indonesia telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan," ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier dalam siaran resminya, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Pemerintah Sudah Gelontorkan Rp 319 Triliun Buat Penyaluran Bansos

Pada pameran ITAP 2022, industri alat kesehatan nasional yang unjuk gigi, antara lain adalah PT. Oneject Indonesia yang memproduksi alat suntik.

Selain itu, tampil produk ventilator hasil inovasi PT Swayasa Prakarsa, PT YPTI, PT Stechoq, dan Universitas Gajah Mada.

“Produk inovasi ventilator diciptakan untuk mendukung kemandirian nasional dalam menghadapi ancaman pandemi Covid-19," kata Taufiek.

Hadirnya ventilator ini diyakini akan meningkatkan daya siang industri alat kesehatan nasional sehingga mampu bersaing dengan produk global.

Baca juga: Lelang Proyek Trans Papua Mamberamo-Elelim Dimulai pada November 2022


Apalagi, industri alat kesehatan merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Permintaan alat kesehatan selama pandemi mengalami kenaikan yang signifikan di saat komoditas lain mengalami penurunan. Kondisi ini harus mampu dimaksimalkan oleh industri alat kesehatan dalam negeri untuk mengembangkan pasar domestik maupun global,” imbuhnya.

Plt. Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, M. Arifin menyampaikan, inisiatif Making Indonesia 4.0 di sektor industri alat kesehatan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri alat kesehatan di Indonesia yang ditargetkan bisa menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional.

Baca juga: Surplus 9 Bulan Beruntun, APBN Makin Kuat Tahan Guncangan Ekonomi

“Pemerintah memiliki peran dalam peningkatan daya saing industri alat kesehatan, terutama dalam hal Research and Development (R&D), manufacturing, serta pemasaran dan sertifikasi. Dalam hal bidang manufacturing, pemerintah berupaya melakukan peningkatan daya saing industri pada sisi Quality, Cost and Delivery (QCD),” ungkap Arifin.

Sementara itu, Ketua II Aspaki Febie Yuriza Poetri mengemukakan, pihaknya terus berupaya mempromosikan berbagai produk alat kesehatan buatan industri dalam negeri pada berbagai ajang pameran di tingkat nasional maupun internasional, termasuk melalui pameran ITAP 2022 di Singapura.

“Partisipasi kami pada pameran ini tentunya tidak lepas dari dukungan pemerintah dalam hal ini, Kemenperin dan KBRI Singapura, ujarnya.

Baca juga: Surplus 9 Bulan Beruntun, APBN Makin Kuat Tahan Guncangan Ekonomi

Aspaki yang saat ini menaungi sebanyak 182 perusahaan, mengaku siap untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai ketahanan alat kesehatan dalam negeri dan dalam memperluas pasar produk alat kesehatan Indonesia di pasar internasional.

“Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas dari pemerintah, terutama saat masa pandemi Covid-19. Berkaca dari pengalaman Indonesia dalam menanggulangi krisis kesehatan akibat pandemi, kita melihat betapa pentingnya untuk mengakselerasi pertumbuhan industri alkes dalam negri," papar Febie.

Menurutnya, Indonesia telah memiliki industri manufaktur di sektor kesehatan yang punya kemampuan dalam memproduksi alat-alat kesehatan dengan teknologi tinggi. Potensi ini akan terus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya agar terus memiliki daya saing yang tinggi di dunia internasional.

“Sudah banyak alat kesehatan produksi Indonesia yang diekspor dan memiliki standar internasional, salah satu contohnya adalah jarum suntik yang sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO dan sudah di ekspor dengan volume mencapai 150 juta pieces ke negara-negara Eropa, yang di mana wilayah tersebut tidak mudah untuk dimasuki produk asing," tandasnya.

Baca juga: Dollar AS Kian Perkasa, Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 15.600

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com