Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Butuh 281 Miliar Dollar AS untuk Kejar Target NDC pada 2030, Bos Bank Mandiri: Peluang Besar bagi Swasta

Kompas.com - 02/11/2022, 14:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperkirakan kebutuhan dana Indonesia untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) pada 2030 sebesar 281 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.383,6 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, dengan demikian setiap tahunnya, Indonesia membutuhkan dana sekitar Rp 266,3 triliun untuk mencapai target NDC pada 2030. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 37,9 triliun berasal dari negara.

"Hal ini menunjukkan adanya gap pembiayaan yang cukup besar, namun di sisi lain memberikan peluang yang besar terutama bagi pihak swasta," ujarnya saat membuka acara Mandiri Sustainability Forum 2022, Rabu (2/11/2022).

Baca juga: Kadin: Indonesia Sulit Capai Target NDC Tanpa Dekarbonisasi Industri

Dia menjelaskan, dalam persiapan COP27 di Sharm el-Sheikh di Mesir, Indonesia melalui enhanced NDC telah menaikkan komitmen pengurangan emisi sebesar 31,89 persen tanpa syarat dan sebesar 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

Sejalan dengan peningkatan komitmen tersebut, Bank Mandiri telah turut mendukung rencana pemerintah dengan konsisten mendorong kontribusi perseroan terhadap pembiayaan keberlanjutan dan pembiayaan hijau.

Darmawan mengungkapkan, ingga Kuartal III 2022, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit ke sektor berkelanjutan (sustainable sector) sebesar Rp 221,1 triliun, atau 24 persen dari total kredit perseroan.

Baca juga: Penyaluran Kredit Bank Mandiri ke Sektor Berkelanjutan Capai Rp 221,1 Triliun Hingga Kuartal III-2022

Dari nilai tersebut, pembiayaan ke sektor hijau Bank Mandiri telah menembus Rp 101 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 11,1 persen dari total penyaluran kredit Bank Mandiri di kuartal III-2022.

Tidak hanya dari sisi pembiayaan, Darmawan menambahkan pihaknya juga secara konsisten telah mengadopsi praktik-praktik Energy, Social, and Governance (ESG) secara lebih luas, termasuk di dalam operasional perusahaan.

"Krisis energi dan geopolitik telah menggeser isu keberlanjutan menjadi ketersediaan energi. Meski demikian, kami percaya bahwa isu ESG telah menjadi mainstream. Sekalipun ada guncangan, hal ini tetap menjadi penting ke depan," ungkapnya.

Baca juga: Bos Bank Mandiri Prediksi Exposure Kredit Perbankan pada 2023 Tidak Setinggi Tahun Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com