Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenaker Sebut Batam Jalur Gemuk Mafia Perdagangan Orang

Kompas.com - 12/04/2023, 14:20 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor menyebut, Batam merupakan jalur yang kerap digunakan para sindikat untuk memberangkatkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara ilegal atau non-prosedural.

Oleh karena itu, Kementerian Ketenagakerjaan saat ini masih menelusuri sindikat tersebut bersama dengan Kepolisian. Hal ini menjawab isu terkait adanya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di sana.

"Kita sedang memeriksa ya, jadi apa yang disampaikan Pak Mahfud kita sedang memeriksa, ini proses juga, kita selidiki juga. Yang jelas jalur Batam itu jalur gemuk buat mafia," kata Wamenaker Afriansyah Noor di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

"Di sana memang betul-betul ada. Tapi di situ kita juga harus memprosesnya bagaimana jalan tengah untuk lebih baik," lanjutnya.

Baca juga: Wamenaker: PT GNI Ada Kelalaian dalam K3 Sehingga Berakibat kepada Kecelakaan Kerja

Selama pemeriksaan yang dilakukan Kemenaker, memang diakui terdapat oknum atau sindikat yang melakukan TPPO tersebut.

"Ada beberapa jalur pemberangkatan yang dilakukan secara nonprosedural. Kemudian di situ juga ada agen-agen atau sindikat yang memang bermain, tapi kita lagi selidiki," ungkap Wamenaker.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Sindikat Perdagangan Orang di Batam Terkoordinasi dengan Baik

 


Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Menko Polhukam Mahfud MD menemui Romo Paschal di Batam pada 5 April 2023. Usai menemui aktivis kemanusiaan tersebut, Mahfud MD membeberkan tentang praktik TPPO.

Dalam praktiknya, TPPO ini melibatkan uang yang besar serta keterlibatan jaringan di pemerintahan dan swasta. "(TPPO) ini melibatkan jaringan-jaringan, baik di kantor-kantor pemerintah maupun swasta," ujarnya.

Mahfud pun telah mengantongi daftar jaringan TPPO maupun PMI ilegal. "Saya sudah punya daftar jaringan itu yang nanti akan diuji sahih dulu. Tentu banyak sumber yang harus kami uji. Hingga nanti tindakan-tindakan dan langkah-langkahnya lebih pasti," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com