BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Tokopedia

Kualitas Barang Pengaruhi Anxiety Masyarakat dalam Bertransaksi secara Digital, Ini Solusinya

Kompas.com - 14/04/2023, 18:15 WIB
Hisnudita Hagiworo,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Belanja digital sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Tak sedikit yang nyaman dengan kemudahan seperti ini. Sebab, berbagai kebutuhan dapat dibeli tanpa perlu mengunjungi toko secara langsung sehingga mereka memiliki waktu lebih untuk melakukan aktivitas lain.

Meski demikian, tidak sedikit masyarakat khawatir, bahkan merasa waswas (anxious) akan kualitas barang yang dibeli secara online tidak sesuai dengan ekspektasi mereka.

Berdasarkan survei Pengetahuan dan Perilaku Ekonomi Digital Gen Y dan Z di Indonesia yang dilakukan Litbang Kompas dan Tokopedia, sebanyak 59,5 persen responden mengaku khawatir kualitas barang yang dibeli secara online kurang baik.

Selain itu, sebanyak 44 persen responden juga mengaku khawatir karena tidak ada jaminan dari produk yang dibeli secara online. Mereka juga takut tertipu oleh penjual di samping pengiriman barang terlalu lama, yaitu dengan angka masing-masing 43,3 persen dan 20,1 persen.

Dari survei yang dilakukan kepada 800 responden dengan rentang usia 20-40 tahun tersebut, sebanyak 50,6 persen responden berharap ada jaminan kesesuaian barang yang dibeli.

Baca juga: Tips Hemat Saat Belanja Online ala Zaskia Sungkar

Untuk mengurangi risiko dari kekhawatiran tersebut, mereka pun memilih untuk membeli barang secara online dari platform terpercaya. Sebanyak 79,7 persen responden menyatakan bahwa berbelanja melalui media atau aplikasi digital merupakan cara yang aman untuk berbelanja online.

Masyarakat dapat memilih aplikasi digital belanja seperti marketplace dengan reputasi baik untuk memenuhi kebutuhannya. Biasanya, marketplace juga memiliki sistem pembayaran yang lebih aman.

Hal itu diyakini 92 persen responden sebagai alasan memilih marketplace sebagai media paling sering digunakan untuk berbelanja online.

Direktur Corporate Affairs Tokopedia Nuraini Razak mengatakan bahwa Tokopedia merupakan platform e-commerce pertama di Indonesia yang menerapkan sistem rekening bersama atau escrow account sejak perusahaan berdiri.

“Sistem tersebut membuat dana hanya akan diteruskan ke penjual saat pembeli menerima barang sesuai pesanan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (3/4/2023).

Sebaliknya, pembeli yang menerima produk tidak sesuai deskripsi atau foto dapat mengajukan komplain dalam waktu 2x24 jam sejak pesanan tiba.

“Mereka dapat melengkapi detailnya melalui fitur Ajukan Komplain. Kami juga mengingatkan, pengguna dapat menghubungi Tokopedia melalui Pusat Resolusi,” katanya.

Baca juga: 5 Tips Belanja Aman Saat Harbolnas 12.12

Di sisi lain, lanjutnya, aksi kooperatif juga dilakukan perusahaan untuk menjaga aktivitas jual beli dalam platform Tokopedia tetap sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku.

Belanja online aman tanpa takut penipuan

Untuk mengurangi kekhawatiran dalam berbelanja online, Nuraini juga memberikan lima tips agar masyarakat dapat berbelanja secara aman dan nyaman.

1. Cek reputasi penjual dan ulasan produk

Hal pertama yang bisa dilakukan agar tidak tertipu adalah mengecek reputasi penjual. Anda dapat melakukan riset terlebih dahulu sebelum membeli suatu produk.

Adapun riset dilakukan untuk memastikan toko tersebut aktif atau tidak, lamanya umur toko, dan testimoni pembeli sebelumnya.

Selain itu, penting juga untuk mengetahui ulasan produk yang ingin dibeli. Calon pembeli dapat mengetahui produk tersebut lebih banyak mendapat ulasan positif atau negatif dari testimoni yang diberikan.

2. Komunikasi di platform marketplace

Sebelum membeli, Anda dapat menanyakan detail produk kepada penjual pada platform marketplace.

Sebagai contoh, jika menggunakan Tokopedia untuk membeli barang, Anda dapat melakukan komunikasi dengan penjual melalui fitur chat.

“Pembeli dapat mengabaikan ajakan komunikasi di luar platform Tokopedia untuk menjamin keamanan pada saat bertransaksi,” ujar Nuraini.

Baca juga: Belanja Online Masih Diminati Generasi Z

3. Jangan transfer langsung ke penjual

Saat membeli di marketplace, pembayaran dilakukan di dalam aplikasi. Hal ini untuk mengurangi risiko penipuan, baik penjual maupun pembeli.

Selain itu, marketplace juga menyediakan berbagai pilihan metode pembayaran. Pada Tokopedia, misalnya, e-commerce satu ini memiliki lebih dari 50 metode pembayaran, mulai dari transfer antarbank, kartu kredit, uang elektronik, hingga melalui gerai offline, seperti minimarket atau kantor Pos.

4. Tambahkan asuransi sebagai perlindungan lebih

Pembeli juga dapat menambahkan asuransi saat membeli barang secara online. Asuransi ini digunakan sebagai tambahan proteksi pada transaksi yang dilakukan.

“Tokopedia menyediakan berbagai produk asuransi dengan premi yang terjangkau. Asuransi ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk memberikan perlindungan lebih terhadap produk yang dibeli melalui Tokopedia,” kata Nuraini.

Adapun asuransi yang dapat dipilih masyarakat adalah Proteksi Produk, Proteksi Tagihan, Asuransi Pengiriman, dan Asuransi Perjalanan.

Baca juga: Konsumen Merasa Nyaman jika Ada Asuransi Barang

5. Jangan terburu-buru konfirmasi pesanan

Setelah berhasil menerima pesanan, sebaiknya pembeli memastikan produk yang diterima sesuai dengan pesanan. Cek satu per satu produk yang dipesan terlebih dahulu. Pastikan produk sesuai dengan Anda pesan.

Akan lebih baik jika Anda merekam proses pembukaan paket untuk bukti jika ternyata barang yang diterima tidak sesuai.

Setelah memastikan produk sesuai, barulah Anda dapat mengonfirmasi pesanan selesai pada platform marketplace yang digunakan. Pasalnya, jika Anda sudah mengonfirmasi pesanan selesai, otomatis dana akan langsung diteruskan ke penjual.

Inovasi jadi kunci daya tarik bagi pembeli

Seiring perkembangan tren belanja online, kini, media sosial juga menjadi media masyarakat untuk berbelanja online. Meski demikian, tingkat kepercayaan masyarakat untuk berbelanja di media sosial masih rendah.

Masih berdasarkan survei Pengetahuan dan Perilaku Ekonomi Digital Gen Y dan Z di Indonesia, hanya 5,4 persen responden yang menjadikan media sosial sebagai media digital untuk berbelanja online.

Baca juga: Tokopedia: Penjualan Busana Muslim Naik 7 Kali Lipat Selama 2 Minggu Pertama Ramadhan

Berbagai inovasi pun dilakukan oleh marketplace untuk menjaga kepercayaan masyarakat untuk terus berbelanja pada platform ini.

“Kami percaya inovasi berkelanjutan adalah kunci. Pengembangan fitur dan produk terus kami lakukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang dinamis dan terus berubah,” kata Nuraini.

Salah satu inovasi yang dilakukan Tokopedia adalah dengan menghadirkan fitur live shopping, yaitu Tokopedia Play. Seperti diketahui, live shopping telah menjadi tren yang memberikan pengalaman belanja berbeda bagi konsumen.

Interaksi dan penjualan secara real-time pada fitur tersebut mendorong kreativitas penjual dalam memasarkan produknya. Hal ini membuat konsumen lebih tertarik untuk membeli produk yang dijual.

Selain itu, Tokopedia juga memiliki inovasi yang memenuhi kebutuhan pengguna, seperti Tokopedia Now, program Kumpulan Toko Pilihan (KTP), dan beragam program kampanye lain. 


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com