Jamkrindo Bukukan Laba Bersih Rp 1,28 Triliun Sepanjang 2022

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) mencatat laba bersih sebesar Rp 1,28 triliun sepanjang tahun 2022.

Angka tersebut naik sebesar 20,09 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,07 triliun.

Direktur Utama Jamkrindo Hendro Padmono menyampaikan, kenaikan laba bersih tersebut didongkrak oleh kenaikan volume penjaminan Jamkrindo.

Baca juga: IHSG Berakhir Merah, Rupiah Justru Menguat

Jamkrindo mencatatkan volume penjaminan sebesar Rp 312,36 triliun, atau naik sebesar 26,19 persen secara tahunan.

Adapun, jumlah UMKM yang dijamin sebanyak 10,8 juta UMKM yang mempekerjakan sejumlah 35,1 juta tenaga kerja dalam operasional usahanya.

"Di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi, Jamkrindo berhasil menavigasi kinerja finansial perusahaan dengan pengelolaan risiko secara prudent," ujar dia dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (28/4/2023).

Selain tiu, Hendro melaporkan, imbal jasa penjaminan perusahaan naik sebesar 29,34 persen menjadi Rp 5,64 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,36 triliun.

Baca juga: Kredit Bank Jago Diramal Bakal Terus Tumbuh dengan Optimalisasi Ekosistem

Sementara, beban klaim pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp 3,24 triliun atau naik 27,11 secara tahunan dari periode yang sama tahun sebelumnya.

"Adapun dari sisi finansial, aset Jamkrindo tercatat sebesar Rp 28,01 triliun dengan ekuitas Rp 12,82 triliun," imbuh dia.

Pada tahun 2022, ia membeberkan, Jamkrindo kembali meningkatkan cadangan klaim yakni sebesar 232 persen dari total klaim dalam proses year-to-date Maret 2023.

Peningkatan cadangan klaim ini merupakan strategi perusahaan untuk memitigasi risiko dan menjaga kinerja perusahaan pada tahun berikutnya.

Baca juga: Syarat Perpanjangan Izin Operasi Freeport: Indonesia Minta Tambahan 10 Persen Saham

Berbekal kinerja di tahun 2022, Hendro optimistis Jamkrindo dapat merealisasikan target di tahun 2023

Pada tahun 2023, Jamkrindo menargetkan perolehan volume penjaminan sebesar Rp 340,26 triliun.

“Berbagai strategi disiapkan antara lain berinovasi dalam hal teknologi dan digitalisasi layanan untuk mendukung penguatan bisnis proses non program, akselerasi model bisnis, penerapan manajemen risiko yang robust hingga mempersiapkan talenta masa depan,” tandas Hendro.

Baca juga: BCA Optimistis Target Pertumbuhan Kredit 12 Persen Dapat Tercapai di Akhir Tahun