Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen, Jenis WTI Sentuh 67 Dollar AS

Kompas.com - 13/06/2023, 09:32 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia anjlok sekitar 4 persen pada akhir perdagangan Senin (12/6/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB, di tengah kegelisahan investor menunggu hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC).

Para pejabat bank sentral Amerika Seikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) akan melakukan rapat FOMC pada akhir pekan ini untuk menentukan kebijakan suku bunga acuan. Kebijakan ini akan mempengaruhi kondisi perekonomian dan permintaan minyak.

Di sisi lain, pergerakan harga minyak turut dipengaruhi penilaian analisis bahwa pasar khawatir dengan peningkatan pasokan minyak global menjelang rilis data inflasi AS.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent turun 3,9 persen atau 2,95 dollar AS menjadi sebesar 71,84 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 4,4 persen atau 3,05 dollar AS menjadi ke level 67,12 dollar AS per barrel.

Baca juga: Dukung Produksi Minyak 1 Juta Barrel, Elnusa Petrofin dan SNF SAS Sepakati Kerja Sama Distribusi Eksklusif

Goldman Sachs memangkas proyeksi harga minyaknya pada hari Minggu, karena pasokan yang lebih tinggi dari perkiraan. Harga minyak Brent diperkirakan sebesar 86 dollar AS per barrel di Desember 2023, turun dari proyeksi 95 dollar AS per barrel.

Sementara untuk harga minyak WTI diperkirakan sebesar 81 dollar AS per barel di akhir tahun nanti, turun dari proyeksi sebelumnya 89 dollar AS per barrel.

"Goldman yang menyerah pada perkiraan harga bullish mereka, tampaknya menjadi katalis untuk memulai penjualan hari ini," kata analis Kpler Matt Smith.

Adapun dalam rapat FOMC pekan ini, pasar memperkirakan The Fed bakal menahan suku bunga acuannya, namun investor tetap khawatir bahwa tren kenaikan akan berlanjut di bulan depan.

Tren kenaikan suku bunga The Fed telah memperkuat dollar AS, sehingga membuat komoditas yang ditransaksikan dalam dollar AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Hal ini membuat permintaan minyak berkurang dan membebani harga.

"Pertemuan The Fed dan tekanan inflasi tetap menjadi isu utama pasar minggu ini," kata Rob Haworth, Ahli Strategi Investasi Senior di Manajemen Aset Bank AS.

Sementara itu, kondisi China sebagai importir minyak mentah terbesar di dunia juga membuat pasar khawatir. Lantaran, permintaan China terhadap minyak mentah belum sepenuhnya pulih, sehingga tak bisa meredam peningkatan pasokan minyak di pasar global.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun di Tengah Isu Kesepakatan antara AS dan Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com