Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raksasa Kaca China Incar Melimpahnya Pasir Kuarsa di Indonesia

Kompas.com - 22/07/2023, 00:03 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia berpotensi menjadi salah satu penyuplai panel surya terbesar dunia.

Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan cadangan pasir kuarsa atau pasir silika yang dimiliki di dalam negeri.

"Presiden perintahkan kepada kami untuk mencari investor yang tidak hanya di sektor nikel atau copper atau timah. Kita itu punya cadangan pasir kuarsa salah satu terbesar di dunia," beber Bahlil dikutip dari Antara, Sabtu (22/7/2023).

"Kita punya kuarsa dan pasir silika. Nah ini adalah bahan baku utama untuk membangun kaca, sama panel surya. Ke depan dunia itu kan green energy, pasti mereka membutuhkan ini," katanya lagi.

Baca juga: Membandingkan Kenaikan Utang Pemerintah Era Jokowi Vs SBY

Oleh karena itu, Bahlil mengatakan tengah menjajaki kerja sama dengan Xinyi Group, perusahaan kaca terbesar asal China, yang berniat menanamkan modalnya di Rembang, Batam, Kepulauan Riau, lewat kunjungannya ke negeri tirai bambu beberapa waktu lalu.

"Xinyi ini adalah perusahaan terbesar pabrik kaca dunia. Dia menguasai market share dunia itu 20 persen lebih. Nah saya lakukan diskusi, mereka akan berniat lakukan investasi di Rembang," katanya.

Bahlil menjelaskan sebagaimana arahan Presiden Jokowi, ia telah berkoordinasi dengan kementerian teknis, BP Batam, serta pemilik lahan untuk mendukung rencana investasi investor China itu.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu juga akan melaporkan hasil kunjungannya ke China kepada Presiden Jokowi.

Baca juga: Info Pelabuhan Teluk Nibung, Tiket, dan Jadwal Kapal ke Malaysia

Kendati enggan menjelaskan hasil kunjungan termasuk mengenai nilai rencana investasi asal China itu, Bahlil memastikan hasilnya cukup baik.

Ia juga menyebut Xinyi Group berencana untuk membangun pabrik kaca terbesar kedua di dunia di Tanah Air nantinya. Pabrik kaca itu merupakan pabrik kedua terbesar yang dibangun mereka setelah fasilitas utamanya di China.

Pabrik tersebut nantinya diklaim akan membuat Indonesia menjadi salah satu negara penyuplai panel surya terbesar dunia.

"Kesimpulannya bahwa insya Allah baik karena kita ingin Indonesia tidak hanya di sektor nikel, kita ingin pasir kuarsa ini juga dikelola," ungkap Bahlil.

Baca juga: Info Pelabuhan Rasau Jaya: Rute, Tarif Tiket, dan Jadwal Kapalnya

"Dan tidak menutup kemungkinan ke depan kita juga mempertimbangkan untuk, ya kita larang ekspor juga. Terserah orang mau protes kita, ya protes saja. Masak negara kita nggak boleh maju-maju," kata Bahlil lagi.

Xinyi Group yang merupakan perusahaan dari Xinyi Glass dan Xinyi Solar adalah perusahaan multinasional yang berbasis di Hong Kong dan memiliki operasi di seluruh dunia.

Perusahaan ini adalah salah satu produsen kaca terbesar, dengan berbagai produk kaca yang digunakan dalam sektor otomotif, konstruksi, dan energi.

Selain itu, Xinyi Group juga merupakan pemimpin dalam pembuatan solar panel, memanfaatkan teknologi canggih dan berkelanjutan untuk mendukung transisi global ke energi terbarukan.

Baca juga: Info Pelabuhan Siwa Wajo, Tiket, dan Jadwal Kapal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

60 Kloter Penerbangan Haji 'Delay', Menhub Minta Garuda Berbenah

60 Kloter Penerbangan Haji "Delay", Menhub Minta Garuda Berbenah

Whats New
2 Cara Cek Mutasi Rekening BCA lewat HP

2 Cara Cek Mutasi Rekening BCA lewat HP

Spend Smart
Hingga April 2024, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 20,16 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 20,16 Juta

Whats New
KA Banyubiru Layani Penumpang di Stasiun Telawa Boyolali Mulai 1 Juni 2024

KA Banyubiru Layani Penumpang di Stasiun Telawa Boyolali Mulai 1 Juni 2024

Whats New
Ekonom: Iuran Tapera Tak Bisa Disamakan Dengan BPJS

Ekonom: Iuran Tapera Tak Bisa Disamakan Dengan BPJS

Whats New
Pertamina-Medco Tambah Aliran Gas ke Kilang LNG Mini Pertama di RI

Pertamina-Medco Tambah Aliran Gas ke Kilang LNG Mini Pertama di RI

Whats New
Strategi Industri Asuransi Tetap Bertahan saat Jumlah Klaim Kian Meningkat

Strategi Industri Asuransi Tetap Bertahan saat Jumlah Klaim Kian Meningkat

Whats New
Baru Sebulan Diangkat, Komisaris Independen Bank Raya Mundur

Baru Sebulan Diangkat, Komisaris Independen Bank Raya Mundur

Whats New
Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Makin Efektif dan Efisien Berkat Inovasi Teknologi

Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Makin Efektif dan Efisien Berkat Inovasi Teknologi

Whats New
CEO Singapore Airlines Ucapkan Terima Kasih ke Staf Usai Insiden Turbulensi

CEO Singapore Airlines Ucapkan Terima Kasih ke Staf Usai Insiden Turbulensi

Whats New
BTN-Kadin Garap Pembiayaan 31 Kawasan Industri di Jabar

BTN-Kadin Garap Pembiayaan 31 Kawasan Industri di Jabar

Whats New
Pembiayaan Baru BNI Finance Rp 1,49 Triliun pada Kuartal I 2024, Naik 433 Persen

Pembiayaan Baru BNI Finance Rp 1,49 Triliun pada Kuartal I 2024, Naik 433 Persen

Whats New
Asosiasi Pekerja Tolak Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera

Asosiasi Pekerja Tolak Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera

Whats New
TRON Hadirkan Kendaraan Listrik Roda Tiga untuk Kebutuhan Bisnis dan Logistik

TRON Hadirkan Kendaraan Listrik Roda Tiga untuk Kebutuhan Bisnis dan Logistik

Whats New
Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com