Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Gap Inklusi Keuangan Masyarakat Kota dan Perdesaan Makin Sempit

Kompas.com - 24/08/2023, 12:12 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Eksekutif Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, semakin lama kesenjangan atau gap inklusi keuangan antara masyarakat perkotaan dan perdesaan semakin menyempit.

“Kesenjangan indeks inklusi keuangan di wilayan perdesaan dan perkotaan, dari yang sebelumnya 15 persen pada tahun 2019, turun menjadi 4 persen di tahun 2022,” kata wanita yang akrab disapa Kiki dalam acara ASEAN Fest 2023: OJK Seminar on Financial Inclusion di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Berdasarkan survei nasional finansial, literasi, dan inkluasi keuangan, pada tahun 2022 indeks inklusi finansial di wilayah perdesaan sebesar 82,7 persen. Sementara di daerah perkotaan tingkat inklusi finansial sebesar 86,7 persen. Hal tersebut secara signifikan mempersempit gap.

Baca juga: Lewat Transformasi Layanan Perbankan Digital, Bank Mandiri Terus Dorong Inklusi Keuangan

Kiki mengatakan, untuk mendorong negara Asean memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat, inklusif, dan berkelanjutan, hal yang penting dilakukan adalah dengan dengan tetap menjaga stabilitas keuangan.

Dia bilang, inklusi keuangan tetap menjadi salah satu isu prioritas dalam pembangunan ekonomi Asean. Hal ini tercermin dalam deklarasi para pemimpin Asean yang antara lain menggarisbawahi komitmen ASEAN untuk mendukung inklusi keuangan.

“Oleh karena itu, OJK secara konsisten terus berinovasi untuk mendorong percepatan dalam inklusi keuangan di seluruh wilayah, terutama di wilayah perdesaan,” jelas dia.

Baca juga: OJK Resmi Terbitkan Aturan Bursa Karbon, Simak 10 Poin Pentingnya

 


Adapun salah satu inisiatifnya adalah pembentukan tim akselerasi akes keuangan daerah atau Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang saat ini berjumlah 495 TPAKD di 34 provinsi. Dia bilang, TPAKD sangat berguna dalam mengatasi gap inklusi keuangan di perdesaan dan perkotaan.

“Program ekosistem inklusi keuangan, seperti TPAKD berguna mendorong korelasi positif dengan mendorong indeks inklusi keuangan di wilayah yang luas. Ini juga mengatasi kesenjangan yang inklusif antara wilayah perdesaan dan wilayah perkotaan,” tambah dia.

Untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024, OJK memastikan pihaknya terus mempersempit inklusi keuangan antara masyarakat perkotaan dan perdesaan yang dilakukan melalui event, seminar, hingga tim untuk memberdayakan daerah terpencil.

“Saya dan Pak Mahendra (Ketua Dewan Komisioner OJK) berdiskusi banyak tentang topik terbaik yang akan kami hadirkan (di acara ini). Ini adalah acara kolaboratif antara BI dan OJK. Diharapkan acara ini dapat mendorong inisiatif berbagai negara, dalam mendukung dan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” tegas Kiki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com