Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Tarif LRT Jabodebek Kemahalan? Ini Kata Masyarakat

Kompas.com - 24/08/2023, 13:39 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tarif LRT Jabodebek dinilai mahal oleh sejumlah kalangan masyarakat terutama bagi para pekerja yang mobilitas sehari-harinya menggunakan angkutan umum.

Adapun tarif LRT Jabodebek ditetapkan Rp 5.000 untuk kilometer pertama dan selanjutnya dikenakan Rp 700 per kilometer berikutnya.

Perhitungan tarif LRT untuk rute Stasiun Dukuh Atas-Harjamukti sebesar Rp 21.800 dan rute Stasiun Dukuh Atas-Jatimulya sebesar Rp 23.900. Sementara untuk rute terjauh yakni Stasiun Harjamukti-Jatimulya mencapai Rp 27.400.

Baca juga: LRT Jabodebek Segera Beroperasi, Transjakarta Optimistis Tidak Kehilangan Penumpang

Ternyata tarif LRT Jabodebek yang sudah ditetapkan itu dinilai masih kemahalan oleh masyarakat. Padahal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah memberikan subsidi melalui public service obligation (PSO) hingga 36 persen.

Mahalnya tarif LRT Jabodebek ini membuat Deby (28 tahun) mengurungkan keinginannya untuk menjajal moda transportasi baru ini.

Pasalnya, Deby yang merupakan seorang karyawan swasta yang tinggal di Cibubur dan bekerja di Jakarta ini tidak hanya memperhitungkan tarif LRT saja tetapi juga ongkos yang dikeluarkan untuk ojek online (ojol) dari rumah ke stasiun dan dari stasiun ke kantornya.

"Karena lumayan mahal. Gue dari rumah ke Stasiun Harjamukti 10 menitan tetap harus pakai ojek online sih, lalu turun Stasiun Kuningan harus pakai ojol juga. Untuk ukuran tarif LRT-nya agak mahal ya," ujarnya kepada Kompas.com, dikutip Kamis (24/8/2023).

Rupanya, permasalahan ongkos untuk first mile dan last mile ini juga menjadi ganjalan bagi Indah (29 tahun), karyawan swasta untuk menjadikan LRT Jabodebek sebagai moda transportasi utama untuk menunjang mobilitas sehari-hari.

Indah membandingkan LRT Jabodebek dengan angkutan umum berbasis bus yang biasa dia gunakan. Meski dia harus menggunakan angkutan lain untuk menuju stasiun LRT ataupun halte bus, setidaknya angkutan bus yang biasa dia gunakan bisa mengantarnya tepat di depan kantor.

"Kalau gue buat nyampai kantor dari Stasiun Dukuh Atasnya harus naik busway atau kendaraan lain. Jadi nambah biaya. Kalau naik Royaltrans bisa turun depan kantor cuma bayar Rp 20.000," kata Indah saat diwawancarai.

Oleh karenanya, dia berharap tarif LRT Jabodebek bisa ditekan agar lebih murah lagi supaya dia bisa menjadikan moda transportasi ini sebagai angkutan alternatif lain untuk menunjang mobilitasnya.

Meskipun diakuinya, tarif LRT Jabodebek ini masih terbilang murah ketimbang tarif MRT Jakarta yang mencapai Rp 14.000 untuk rute Stasiun Lebak Bulus-Bundaran HI.

"(Yang bisa mendorong untuk pakai LRT Jabodebek) tarif dimurahin lagi sih, karena sebenarnya untuk konektivitas antartransportasi sudah lengkap," ucapnya.

Baca juga: Tidak Seperti KRL dan LRT, Kemenhub Tak Subsidi Tiket kereta Cepat Jakarta-Bandung

Minta subsidi ditambah

Memperhitungkan ongkos first mile dan last mile tersebut, masyarakat yang Kompas.com wawancarai bahkan meminta agar pemerintah menambah subsidi PSO supaya tarif LRT Jabodebek bisa lebih terjangkau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com