Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Kependekan, Bos KAI Sebut Pintu LRT Jabodebek Hampir 180 Cm

Kompas.com - 08/09/2023, 18:38 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo menampik anggapan ukuran pintu kereta LRT Jabodebek kependekan.

Pasalnya, dia mengungkapkan, tinggi pintu kereta LRT Jabodebek bukan 160 sentimeter seperti yang diisukan, melainkan mencapai hampir 180 sentimeter.

"Tingginya bukan 160 (sentimeter), 176 atau 178 gitu, ukur langsung deh. Bukan 160 lah ya, 178 atau 176," ujarnya di Stasiun Gambir, Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Baca juga: KAI Ingin Tambah Trainset dan Waktu Operasional LRT Jabodebek

Dia bilang, ukuran pintu LRT Jabodebek sudah sesuai dengan aturan dari regulator yakni Kementerian Perhubungan.

Namun memang spesifikasi LRT berbeda dengan KRL karena LRT merupakan kereta api ringan yang beroperasi di jalur layang, sehingga dimensi keretanya lebih kecil daripada KRL yang berjalan di jalur kereta api pada umumnya.

"Lihat keputusan Menhub, jadi ini semua masih dalam range. Dan LRT ini berbeda dengan yang lain. Namanya light rail transit, light itu kan ringan. Memang dimensinya tidak sebesar KRL, lebih agak kecil," jelasnya.

Sebelumnya, Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardojo mengatakan, ukuran pintu kereta LRT Jabodebek sudah disesuaikan oleh pembuatnya yakni PT INKA (Persero) dengan tinggi badan rata-rata Warga Negara Indonesia (WNI) yakni sekitar 160 sentimeter.

"Kalau terkait sarana yang ada memang dibuat sama INKA mereka ukur disesuaikan dengan rata-rata tinggi badan warga negara Indonesia," ujarnya saat ditemui di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

"Kemarin ada case (kasus) juga penumpang warga asing sampai miringkan badannya. Ya mohon maaf, memang kan diukur rata-rata tinggi badan WNI, kan 160 sentimeteran lah. Kalau 175 (sentimeter) ke atas memang harus nunduk," sambungnya.

Terkait hal ini, pihaknya telah menyampaikan ke PT INKA apakah perlu dimodifikasi atau tidak agar tinggi kereta bisa diperlebar.


Baca juga: Erick Thohir Jawab Keluhan LRT Jabodebek yang Sering Gangguan

Namun, untuk mengubah bagian kereta LRT Jabodebek tentu harus mengubah sistem operasional kereta ringan ini sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan masalah ini.

"Sudah disampaikan ke INKA apakah mungkin dimodifikasi. Cuma perlu jadi catatan, ini kan LRT itu operasinya by sistem jadi ketika mengubah salah satu paling dekat pintu saja sistem harus berubah. Ketika diubah harus semua diubah dan update lagi butuh waktu lama," jelasnya.

Oleh karenanya, dia memohon maaf kepada para pengguna LRT Jabodebek yang memiliki tinggi badan di atas rata-rata WNI karena menjadi kurang nyaman menggunakan moda transportasi ini.

"Jadi mohon maaf semua pengguna jasa tinggi badan memang disesuaikan sama rata-rata tinggi badan orang Indonesia," kata dia.

Baca juga: Kereta LRT Jabodebek Kerap Gangguan, Kemenhub Masih Percaya PT INKA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com