Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Minyak AS Turun, Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen

Kompas.com - 28/09/2023, 09:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia melonjak sekitar 3 persen pada akhir perdagangan Rabu (27/9/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB, setelah stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun lebih dari yang diperkirakan. 

Kondisi stok minyak mentah AS ayng turun telah menambah kekhawatiran akan ketatnya pasokan minyak di pasar global di tengah pemangkasan produksi Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia atau OPEC+.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent naik 2,55 dollar AS menjadi sebesar 96,51 dollar AS per barrel, bahkan sempet menembus level 97 dollar AS per barrel pada sesi perdagangan kemarin.

Sementara untuk minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS terpantau naik 3,26 dollar AS ke level 93,54 dollar AS per barrel.

Kedua patokan harga minyak mentah tersebut menyentuh level tertinggi dalam perdagangan intraday untuk tahun ini.

Baca juga: Rusia Longgarkan Larangan Ekspor Bensin, Harga Minyak Dunia Cenderung Flat

Stok minyak mentah AS turun 2,2 juta barrel pada pekan lalu menjadi sebanyak 416,3 juta barrel. Realisasi ini jauh di atas ekspektasi analis yang hanya turun sebanyak 320.000 barrel.

Stok minyak mentah di pusat penyimpanan utama Cushing, Oklahoma dan titik pengiriman minyak mentah AS, turun 943.000 barrel pada paken ini menjadi di bawah 22 juta barrel, terendah sejak Juli 2022.

"Berita besarnya adalah penyimpanan di Cushing, dan itu menyebabkan seluruh kompleks menguat. Kekhawatiran terbesar bagi pelaku pasar adalah Cushing mendekati posisi terendah operasional multi-bulan. Itu adalah kekuatan bullish untuk harga minyak mentah," ujar Senior Vice President of Trading di BOK Financial, Dennis Kissler.

Stok di Cushing telah turun mendekati level terendah dalam sejarah karena permintaan penyulingan dan ekspor yang kuat. Hal ini memicu kekhawatiran mengenai kualitas minyak yang tersisa di pusat penyimpanan utama tersebut dan potensi untuk jatuh di bawah level operasi minimum.

Baca juga: OPEC Sebut Permintaan Minyak Akan Tembus 110 Juta Barel per Hari di 2045

 


Penurunan stok minyak mentah AS terjadi karena dua negara anggota OPEC+ yakni Arab Saudi dan Rusia telah memperpanjang pengurangan produksinya sebesar 1,3 juta barrel per hari hingga akhir tahun ini, yang mengkhawatirkan pasar tentang ketatnya pasokan menuju musim dingin.

"Sampai keputusan untuk meningkatkan produksi dibuat, pasar energi global akan tetap ketat," kata Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen.

Pasokan minyak pun berpotensi semakin mengetat karena kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin yang melarang ekspor bensin dan solar ke sebagian besar negara untuk menstabilkan pasar domestiknya.

Baca juga: Alasan Harga Minyak Rusia Lebih Murah

Rusia kini melonggarkan kebijakan tersebut dengan kontrak ekspor produk yang telah diterima oleh Russian Railways dan Transneft, dua perusahaan pemerintah Rusia, dapat terus berlanjut.

Bahan bakar gas dan bahan bakar yang mengandung sulfur lebih tinggi yang digunakan untuk bunkering (pengisian bahan bakar kapal) juga dikecualikan dari larangan tersebut.

Sementara untuk larangan ekspor bensin dan solar berkualitas tinggi tetap berlaku.

Kendati begitu, dampak dari ketatnya pasokan minyak mentah di pasar global dapat dikurangi melalui kebijakan suku bunga yang membatasi permintaan.

Sebab, suku bunga tinggi akan berdampak pada naiknya bunga pinjaman yang dapat mengganggu aktivitas ekonomi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, sehingga mengurangi permintaan terhadap minyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com