Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Adhi Nugroho
Kepala Unit Humas Bank Indonesia Kalimantan Selatan

Kepala Unit Humas Bank Indonesia Kalimantan Selatan

Dekadensi Depedensi Dollar AS

Kompas.com - 29/09/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LAWATAN Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ke Tiongkok baru-baru ini, mempertegas upaya Indonesia mengurangi depedensi dollar AS.

Dalam acara bertajuk "Indonesia-China Business Forum" di Beijing, Tiongkok (26/9), Perry mendorong transaksi mata uang lokal (local currency transaction, LCT) untuk perdagangan, investasi, pasar keuangan, perbankan, dan pembayaran di antara kedua negara.

Kerja sama Indonesia-Tiongkok di bidang penggunaan mata uang lokal sejatinya dimulai sejak dua tahun silam. Hingga kini, kerja sama itu telah melibatkan 16 bank di Indonesia dan 8 bank di Tiongkok.

Selama itu pula, mekanisme LCT telah memberi dampak positif bagi kedua negara, khususnya dalam menekan biaya transaksi dan memitigasi risiko nilai tukar.

Penguatan komitmen LCT Tiongkok juga menegaskan upaya Indonesia meningkatkan resiliensi pasar keuangan domestik.

Sebelumnya, Satgas Nasional LCT telah dibentuk di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 di Jakarta, Selasa (5/9). Satgas Nasional LCT beranggotakan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, dan sejumlah kementerian terkait.

Pembentukan Satgas Nasional LCT merupakan bentuk sinergi antarotoritas pada tataran nasional, serta sebagai wujud konkret implementasi agenda prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.

Selain Tiongkok, kerja sama LCT telah diimplementasikan dengan berbagai negara mitra, yaitu Malaysia, Thailand, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan.

Secara khusus, ikhtiar mempromosikan LCT Tiongkok memang patut digaungkan. Mengingat posisi Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar, kontributor investasi asing langsung kedua tertinggi, dan pemasok wisatawan asing ketiga terbanyak bagi Tanah Air.

Penggunaan mata uang lokal dalam transaksi ekonomi di antara kedua negara akan memperkuat stabilitas nilai tukar sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS.

Dekadensi Dollar AS

Keperkasaan dollar AS selama 80 tahun terakhir melahirkan efek bola salju bagi negara-negara berkembang. Gonjang-ganjing ekonomi di Negeri Paman Sam memicu instabilitas ekonomi di banyak negara.

Krisis keuangan global 2008 menjadi bukti nyata bagaimana kerentanan ekonomi AS menular dengan cepat ke berbagai belahan dunia. Biaya pemulihan krisis yang begitu mahal menghambat pertumbuhan ekonomi.

Studi IMF (2018) mengungkap, setelah 10 tahun berlalu, kinerja perekonomian 85 persen negara di dunia masih lebih rendah dibanding level prakrisis. Ketimpangan kian melebar, menyusul pemutusan kerja yang terjadi sepanjang periode krisis.

Kendati dampaknya relatif terbatas, Indonesia ikut merasakan efek negatif krisis keuangan global. Pertumbuhan ekonomi nasional kala itu sempat melorot, dari 6,35 persen pada 2007 menjadi 4,63 persen pada 2009.

Terkini, penutupan empat bank AS dalam tahun ini menimbulkan efek domino bagi negara lain, terutama di kawasan Eropa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com