Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Jepang Menyusut 2,1 Persen di Kuartal III-2023, Ada Apa?

Kompas.com - 15/11/2023, 16:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Jepang menyusut 2,1 persen pada kuartal III-2023. Penyebabnya, ada kenaikan inflasi domestik yang membebani permintaan konsumen. Selain itu, juga disebabkan karena ekspor Jepang juga semakin tertekan karena kurangnya permintaan.

Dua faktor tersebut baru terjadi pertama kali di Jepang dalam empat kuartal terakhir.

Laporan pertumbuhan terkini menyoroti tantangan kebijakan yang dihadapi Perdana Menteri Fumio Kishida dan Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda dalam beberapa bulan mendatang.

Secara rinci, produk domestik bruto (PDB) sementara turun 2,1 persen secara tahunan pada kuartal-III dibandingkan tahun lalu.

Baca juga: Koperasi Soko Guru Ekonomi Jepang

PDB Jepang sempat meningkat 4,8 persen pada kuartal II-2023.

Di sisi lain, negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia ini juga mengalami kontraksi 0,5 persen pada kuartal ketiga dibandingkan kuartal sebelumnya.

Sebelumnya pada kuartal II-2023, jumlahnya tumbuh 1,2 persen dibandingkan kuartal I-2023.

Kepala cakupan Asia-Pasifik Capital Economics Marcel Theiliant mengatakan, hambatan terbesar ada pada aktivitas yang berasal dari penumpukan stok.

Itu mengurangi 0,3 persen poin dari pertumbuhan PDB kuartal III-2023.

"Meski begitu, perlu dicatat bahwa terjadi penurunan permintaan swasta secara luas," kata dia dikutip dari CNBC, Rabu (15/11/2023).

Baca juga: Abenomics ala Shinzo Abe, Paket Kebijakan Pendongkrak Ekonomi Jepang

Ia menambahkan, lemahnya PDB sebagian disebabkan oleh belanja modal dalam negeri yang lebih lemah dari perkiraan.

Belanja modal terkontraksi 0,6 persen pada kuartal III-2023 dibandingkan kuartal II-2023.

Hal tersebut diikuti oleh konsumsi swasta di Jepang yang datar karena permintaan dalam dan luar negeri yang membebani perekonomian.

"Dengan pendapatan riil rumah tangga yang akan turun setidaknya hingga pertengahan tahun depan, hal ini menjadi pertanda buruk bagi belanja konsumen, yang kami perkirakan akan terhenti tahun depan,” terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com