JAKARTA, KOMPAS.com - Mendekati perayaan natal dan tahun baru umumnya mendorong tingkat kebutuhan masyarakat akan bahan pokok semakin tinggi.
Hal inilah yang kemudian mendorong kenaikan harga bahan pokok jelang natal dan tahun baru, serta inflasi.
Direktur Segara Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan, tahun ini Indonesia dihadapkan pada kondisi cuaca ekstrim dan El Nino yang menyebabkan masalah gagal panen pada sejumlah bahan pokok. Di sisi lain, terjadi kenaikan permintaan bahan pokok terjadi menjelang perayaan natal dan tahun baru.
Baca juga: Kunjungi Pasar Senen, Mendag: Stok Bahan Pokok Aman dan Harga Terjangkau
“Secara siklus memang pada bulan Desember (harga) mengalami kenaikan,” kata Piter di Jakarta, Selasa (5/12/2023).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) November 2023 mencatat, inflasi tahunan mengalami kenaikan 2,86 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) juga naik secara tahunan menjadi 116,08 pada November 2023, dibandingkan periode sama tahun lalu 112,85.
Sementara inflasi bulanan tercatat 0,38 persen atau mengalami kenaikan secara bulanan, di mana Oktober 2023 sebesar 0,17 persen.
“Karena ada event natal dan tahun baru, jadi secara siklus inflasi kita akhir tahun cenderung mengalami kenaikan pada produk yang sifatnya bahan pangan yang bergantung pada event dan perayaan serta kondisi supply,” jelas Pieter.
Baca juga: DPR Wanti-wanti Mendag soal Kenaikan Harga Bahan Pokok Jelang Natal 2023
“Kadang kala (masalah) supply, seperti (tahun ini) kita kan baru mengalami badai El Nino, jadi supply terbatas, dan ada perayaan Natal dan Tahun Baru, jadi kecenderungan infalsi naik,” tambah dia.