Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Transisi Energi, Anies: Yang Harus Dipikirkan Bukan Hanya Jadi "Green Energy", tapi...

Kompas.com - 12/01/2024, 07:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan mengatakan, transisi energi perlu dibarengi dengan kesepakatan bersama pemangku kepentingan dari energi yang baru dengan energi sudah ada.

Kedua pemangku kepentingan dari dua entitas tersebut perlu menyepakati sebuah peta jalan (roadmap) yang sama.

"Yang harus dipikirkan, bukan hanya menjadi green energy, tetapi menyelamatkan mereka yang sekarang berada di sektor yang non-green energy," kata dia dalam Dialog Capres 01 Anies Baswedan bersama Kadin, Kamis (11/1/2024).

Baca juga: Cawapres Harus Bahas Strategi Konkret Dorong Transisi Energi

Ia menambahkan, hal tersebut dapat dipelajari dari pembangunan jalan tol yang ternyata berdampak buruk pada hotel, restoran, dan pedagang di sepanjang jalan non tol.

Oleh karena itu, negara perlu menerjemahkan peta jalan transisi energi tersebut ke dalam regulasi yang konsisten.

Perlu regulasi yang seragam di tingkat nasional, provinsi, serta kabupaten dan kota.

"Eksekusi soal lingkungan hidup itu ada di kota, ada di kabupaten, bukan di tingkat nasional," imbuh dia.

Baca juga: Disinggung Saat Debat Cawapres, Indonesia Peringkat 3 di SGIE

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bilang, semua pemangku kepentingan tersebut juga perlu konsisten untuk menjalankan peta jalan yang telah disusun bersama.

Adapun, Anies menyadari konsistensi tersebut juga membutuhkan subsidi untuk menjalankannya. Subsidi tersebut dapat membawa pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat dan bersih.

"Itu adalah manfaat yang tidak dapat dihitung secara rupiah begitu saja, karena manfaatnya adalah ekosistem ekologi kita yang lebih baik," ungkap dia.

Baca juga: Ambisi Gibran, RI Jadi Raja Energi Hijau Dunia, Ekonom: Bisa Tercapai, asal Bauran EBT 44 Persen pada 2030


Anies juga menyatakan perlu adanya pemilihan prioritas dalam pengembangan energi baru terbarukan di dalam negeri dengan komitmen investasi yang serius.

Sebagai contoh ia bilang, Indonesia memiliki cadangan geotermal yang menurut statistik mencapai 40 persen dari total cadangan dunia.

Namun, investasi ke energi tersebut membutuhkan biaya yang besar disertai dengan risiko yang tidak kalah tinggi.

"Proses ini semua hanya bisa terjadi kalau kita punya roadmap bersama-sama," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com