Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Mal Berharap Capres Terpilih Bisa Bikin Iklim Usaha yang Kondusif

Kompas.com - 19/01/2024, 11:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyatakan kenetralannya dalam pemilihan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres dan Cawapres) periode 2024-2029.

Ketua umum APPBI Alphonzus Widjaja mengungkapkan, siapapun Capres dan Cawapres yang terpilih nantinya harus bisa menjaga iklim usaha yang kondusif.

"Siapapun Presidennya bagi kami itu tidak ada masalah sepanjang bisa buat iklim usaha itu betul-betul kondusif," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Selain itu Alphonzus berharap agar Capres yang terpilih nanti bisa membuat kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan. Dia mencontohkan seperti upaya pemerintah dalam melindungi produk lokal dari gempuran produk impor ilegal.

Baca juga: Di Hadapan Menkop Teten, Pengusaha RI Bongkar Skandal Barang Impor Ilegal di E-commerce dan Social Commerce

Alphonzus menjelaskan, niat pemerintah dalam melindungi produk lokal adalah harapan semua pihak.

Namun sayangnya, pemerintah yang saat ini memilih upaya yang tidak selaras dengan kondisi yang ada dengan memperketat masuknya produk impor ke Tanah Air melalui revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 25 Tahun 2022 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor dengan mengubah pengaturan tata niaga impor dari post border menjadi border untuk 8 komoditas.

Kebijakan ini pun dinilai merugikan peritel lantaran produk-produknya tertahan di luar negeri. Hal ini pun berimbas pada okupansi atau tingkat keterisian mal atas pembukaan ritel diprediksi menurun.

Baca juga: Atribut Kampanye Impor Bikin Omzet UMKM Anjlok, Ini Kata 3 Tim Pemenangan Capres

Dia juga menilai aturan pengetatan produk impor itu kurang efektif untuk melindungi produk lokal.

“Impor resminya dibatasi padahal pelaku usaha ritelnya jelas, mereknya jelas, perusahaannya juga jelas, bayar pajak bahkan, tapi dibatasi. Yang kami khawatirkan kalau pembatasan impor ini masif, sementara satu sisi produk  ilegalnya dibiarkan bukan ritel global saja yang terganggu tapi produk dalam negerinya juga ikut terganggu,” jelas dia. 

Oleh sebab itu dia berharap Capres yang terpilih nanti harus bisa menyusun regulasi dengan cermat yang bisa menyeimbangkan dan menjaga iklim usaha yang kondusif.

"Saya kira ketiga Capres pun sama, tujuannya adalah melindungi produk dalam negeri. Tetapi di dalam membuat kebijakannya harus cermat begitu. Rencananya kan tujuannya bagus melindungi produk dalam negeri, tetapi tanpa disadari, itu bukan permasalahan sebenarnya, justru akan menimbulkan dampak yang jauh lebih besar," pungkasnya.

Baca juga: Ingin Indonesia Jadi Negara Maju sebelum 2045, Ini Pesan Luhut untuk Capres

Capres terpilih harus mendukung penciptaan lapangan kerja

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) sempat membocorkan apa saja yang menjadi tugas atau PR dari para pengusaha untuk Capres terpilih nantinya.

Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pihaknya berharap Capres yang terpilih harus bisa menghadirkan strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat, inklusif, dan adaptif, agar dapat meningkatkan kepercayaan Indonesia di mata internasional.

"Tentu saja dunia usaha berharap setiap kandidat Capres dan Cawapres dapat menghadirkan strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat, inklusif, adaptif, agar dapat meningkatkan kepercayaan Indonesia di mata internasional," kata Shinta kepada media di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Sejalan dengan itu, Shinta mengatakan, dunia usaha juga berharap agar ketiga pasang calon pemimpin di masa depan dapat mendukung penciptaan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi, guna mendorong Indonesia lebih kompetitif dan berdaya saing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kurangi Emisi GRK, MedcoEnergi Tingkatkan Penggunaan Listrik PLN di Blok Migasnya

Kurangi Emisi GRK, MedcoEnergi Tingkatkan Penggunaan Listrik PLN di Blok Migasnya

Whats New
Kominfo Telah Putus Akses 1,91 Juta Konten Judi Online Sejak 2023

Kominfo Telah Putus Akses 1,91 Juta Konten Judi Online Sejak 2023

Whats New
Elon Musk Sebut AI Bakal Ambil Alih Semua Pekerjaan Manusia

Elon Musk Sebut AI Bakal Ambil Alih Semua Pekerjaan Manusia

Whats New
Tips Bikin CV yang Menarik agar Dilirik HRD

Tips Bikin CV yang Menarik agar Dilirik HRD

Whats New
Ini Jadwal Operasional BCA Selama Cuti Bersama Waisak 2024

Ini Jadwal Operasional BCA Selama Cuti Bersama Waisak 2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Neo Commerce Turun 13,8 Persen di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Neo Commerce Turun 13,8 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
5 Saham Ini Cum Date Dividen Pekan Depan, Cek Jadwal Lengkapnya

5 Saham Ini Cum Date Dividen Pekan Depan, Cek Jadwal Lengkapnya

Whats New
Strategi 'Turnaround' Ubah Rugi Jadi Laba Berhasil, Angela Simatupang Kembali Pimpin IIA Indonesia hingga 2027

Strategi "Turnaround" Ubah Rugi Jadi Laba Berhasil, Angela Simatupang Kembali Pimpin IIA Indonesia hingga 2027

Whats New
Harga Emas Terbaru 24 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 24 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Jumat 24 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Jumat 24 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 24 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Cabai Merah Keriting

Harga Bahan Pokok Jumat 24 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Cabai Merah Keriting

Whats New
Incar Pendanaan 5 Miliar Dollar AS, Saham Alibaba di Hong Kong Anjlok 5 Persen

Incar Pendanaan 5 Miliar Dollar AS, Saham Alibaba di Hong Kong Anjlok 5 Persen

Whats New
Laporan Pendapatan Nvidia Tak Mampu Jadi Katalis, Wall Street Melemah

Laporan Pendapatan Nvidia Tak Mampu Jadi Katalis, Wall Street Melemah

Whats New
Kemenhub Temukan Masih Banyak Bus Pariwisata Tak Laik Jalan

Kemenhub Temukan Masih Banyak Bus Pariwisata Tak Laik Jalan

Whats New
[POPULER MONEY] Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS | Kapan Gaji Karyawan BUMN Indofarma Bakal Dibayarkan?

[POPULER MONEY] Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS | Kapan Gaji Karyawan BUMN Indofarma Bakal Dibayarkan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com