Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Nugroho SBM
Dosen Universitas Diponegoro

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang

Kenaikan Harga Beras: Akibat Bansos?

Kompas.com - 10/02/2024, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HARGA beras saat ini mengalami kenaikan cukup signifikan. Rata-rata harga beras pada pekan pertama Februari 2024 sebesar Rp 14.107 per kilogram, mengalami kenaikan dibandingkan harga rata-rata beras pada pekan terakhir Januari 2024 sebesar Rp 13.973 per kilogram.

Kenaikan harga beras ini terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Harga beras di 179 kabupaten/kota naik dibandingkan pekan sebelumnya di 142 kabupaten/kota.

Kenaikan harga beras bisa menyebabkan kenaikan inflasi tahun 2024. Padahal Bank Indonesia menargetkan inflasi 2024 pada tingkat 2,5 persen plus minus 1 persen.

Harga beras menyumbang 3 persen pada Indeks Harga Konsumen (IHK) yang digunakan untuk menghitung inflasi.

Lalu, apa penyebab dari kenaikan harga beras yang terjadi terus menerus?

Sebagian masyarakat mengaitkan kenaikan harga beras dengan masifnya pemerintah memberikan bantuan sosial berupa pangan yang diambilkan dari stok atau suplai cadangan pemerintah dan pembelian di pasar.

Anggapan itu sudah dibantah oleh pemerintah. Di tahun-tahun politik seperti ini memang segala hal, terutama ekonomi, dikaitkan dengan politik.

Meski demikian, harus diwaspadai jangan sampai masalah ekonomi menjadi sumbu yang menyulut api panas di politik.

Kenaikan harga beras akhir-akhir ini sesuai dengan hukum ekonomi, yaitu suplai atau penawaran lebih kecil dari permintaan.

Berkurangnya pasokan atau suplai beras karena dampak El-Nino yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan di sejumlah besar daerah di Indonesia. Meskipun beberapa daerah sudah memasuki musim hujan, bahkan sangat ekstrem sehingga menyebabkan banjir.

Tambahan pasokan beras di pasar dari panen akan terjadi sekitar Maret 2024. Sedangkan di tahun 2023, pada Februari sudah terjadi surplus beras.

Tambahan dari impor beras saat ini tampaknya agak sulit karena sumber impor utama Indonesia, yaitu India menyetop impor karena butuh stok beras untuk kebutuhan dalam negerinya.

Penyebab lainnya adalah tindakan spekulasi yang dilakukan para spekulan. Mereka biasanya menimbun beras dan menunggu harga naik lalu menjual stok mereka.

Lalu, harus bagaimana?

Bank Indonesia dan pemerintah sebenarnya sudah mencanangkan kebijakan untuk mengatasi kenaikan harga beras dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi pada 31 Agutus 2023 lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com