Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Diprediksi Bakal Lanjut Naik, Berikut Sentimennya

Kompas.com - 01/03/2024, 22:57 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terus mengalami kenaikan. Pada 14 Februari 2024 lalu, harga pecahan satu gram emas Antam sebesar Rp 1.114.000. Adapun pada hari ini, Jumat (1/3) naik harga emas Antam lagi menjadi Rp 1.142.000 per gram.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong memprediksi bahwa harga emas dalam tren kenaikan dalam jangka panjang. Hal tersebut didukung oleh sejumlah sentimen.

Adapun sentimen dari luar negeri yakni, didukung dari permintaan global yang kuat terutama bank sentral dunia. Selain itu, inflasi Amerika Serikat (AS) yang terkendali juga diprediksi dapat mendorong pemangkasan suku bunga The Fed pada semester dua 2024.

Baca juga: Luruskan Disinformasi Permendag 31, Wamendag Tunggu Proses Migrasi Sistem TikTok Shop-Tokopedia Sesuai Aturan

Sementara sentimen dari dalam negeri yaitu, rupiah yang masih terus tertekan oleh penguatan dolar AS sehingga menyebabkan harga emas semakin tinggi.

"Tren kenaikan emas diprediksi akan berjalan cukup lama, mungkin masih hingga beberapa tahun ke depan. Sebagai contoh, China sudah mengakumulasi sejak tahun 2000," ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat, (1/3/2024).

Lukman mengatakan, investasi emas tentunya masih sangat menarik di tahun ini. Dia melihat investor saat ini lebih tertarik untuk berinvestasi emas dalam produk paper gold dibandingkan emas fisik karena lebih mudah ditransaksikan dan spread jual belinya yang lebih kecil.

Baca juga: Citigroup PHK Hampir 300 Karyawan

Dia menyebutkan, sentimen utama pada investasi emas adalah kekhawatiran tensi dan geopolitik hingga perang, yang menyebabkan investor beralih ke aset safe haven ini.

Tak hanya itu, Bank sentral China yang terus mengakumulasi emas juga sebagai usaha meningkatkan cadangan emas dan dedolarisasi.

"Jadi kenaikan harga emas yang tinggi ini karena permintaan safe haven yang masih kuat. Kenaikan emas ini juga diprediksi akan menyeret kenaikan harga perak dan platinum," imbuhnya.

Baca juga: KAI Tebar Diskon Tiket 20 Persen di 9 Stasiun, Cek Syaratnya

Lukman pun memprediksi harga emas akan mencapai paling tidak 2.200 dollar AS per ons troi pada tahun ini, seiring akan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga oleh bank sentral dunia.

Selaras dengan hal ini, Research and Development ICDX, Taufan Dimas Hareva menyampaikan, saat ini yang mendominasi penguatan harga emas adalah faktor dari eksternal, terutama sentimen dari kebijakan suku bunga The Fed.

Menurut dia, volatilitas kenaikan pada harga emas kini sangat bergantung pada rilis data-data penting Amerika Serikat (AS), seperti angka CPI AS pada pekan kedua Februari 2024 lalu.

"Data inflasi yang lemah diperkirakan akan meningkatkan harapan penurunan suku bunga The Fed. Meskipun emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi," ujarnya.

Baca juga: Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo per 1 Maret 2024, Mana yang Lebih Murah?

Menurut dia, suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan kenaikan harga, dapat menghambat investasi emas batangan karena tidak memberikan bunga. Dia mengatakan, bahwa pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga The Fed akan terjadi pada Juni 2024.

Taufan menyebutkan, berdasarkan perdagangan Contract for Difference (CFD) harga emas diperkirakan akan diperdagangkan sebesar 2.046,66 dollar AS per ons troi pada akhir kuartal ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com