Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Langsung Melaju, Rupiah Masih Lesu

Kompas.com - 19/03/2024, 09:52 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (19/3/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.32 WIB, IHSG berada pada level 7.345,39 atau naik 42,9 poin (0,59 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.302,44.

Sebanyak 240 saham melaju di zona hijau dan 182 saham di zona merah. Sedangkan 226 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,6 triliun dengan volume 3,1 miliar saham.

Baca juga: IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, hari ini IHSG berpeluang menguat. Secara teknikal, walaupun belum benar-benar patah tren namun sudah ada sedikit indikasi kegagalan IHSG untuk rebound. Kondisi ini bagus, karena mengindikasikan tidak adanya panic selling.

“Secara teknikal IHSG mulai menembus di bawah MA20, jika akan terulang kembali pola pengujian MA60, maka IHSG bisa saja mengalami rebound dan menguat kembali pada area tersebut,” kata William dalam analisisnya.

Bursa Asia mayoritas merah dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 0,53 persen (89,52 poin) pada level 16.647,58, Shanghai Komposit terkoreksi 0,08 persen (2,5 poin) ke posisi 3.082,37, dan Nikkei turun 0,36 persen (144,09 poin) pada level 39.596,3. Sementara itu, Strait Times menguat 0,07 persen (2,3 poin) pada level 3.174,26.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.23 WIB rupiah berada pada level Rp 15.706 per dollar AS atau turun 16 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.690 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih mungkin melemah pagi ini terhadap dollar AS. Dengan tidak adanya data baru pada perdagangan kemarin, Faktor data inflasi AS yang dirilis pekan lalu yang menaik menjelang rapat moneter The Fed masih menjadi dorongan penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah.

“Minat pasar terhadap aset berisiko juga terlihat menurun dengan sebagian Indeks saham Asia terlihat bergerak negatif pagi ini. Ini bisa memberikan tekanan ke rupiah sebagai aset berisiko,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston mengatakan, rupiah berpotensi ke arah Rp 15.750 per dollar AS sampai dengan potensi support di sekitar Rp 15.680 per dollar AS.

Baca juga: Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com