JAKARTA, KOMPAS.com - Saham adalah salah satu instrumen investasi yang banyak diminati. Ketika seseorang atau entitas ingin membeli saham perusahaan di pasar modal, maka harus membelinya minimal 1 lot. Lantas, muncul pertanyaan 1 lot berapa lembar saham?
Jumlah lembar saham dalam 1 lot dapat bervariasi tergantung pada peraturan dan ketentuan yang berlaku di bursa saham tempat saham tersebut diperdagangkan.
Lot sendiri merupakan satuan perdagangan yang digunakan oleh pihak bursa. Di Indonesia, berdasarkan aturan Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah lembar dalam 1 lot adalah 100 lembar saham.
Baca juga: Gantikan Pertalite, Pertamina Usul Pertamax Green 92 Disubsidi
Dengan kata lain, 1 lot saham sama dengan 100 lembar saham. Artinya, jika harga saham perusahaan A adalah Rp 1.000 per lembar, maka investor harus menyiapkan dana minimal Rp 100.000 untuk membeli saham tersebut.
Aturan mengenai jumlah lembar saham dalam 1 lot sebelumnya pernah mengalami perubahan.
Semula, di pasar modal Indonesia, 1 lot sama dengan 500 lembar saham. Perubahaan jumlah lembar saham dalam 1 lot menjadi 100 lembar terjadi pada 1 Januari 2014 lalu.
Jumlah lembar saham dalam 1 lot diperkecil dengan alasan agar pasar modal Indonesia menjadi lebih likuid. Dengan jumlah lot yang kian kecil, harapannya investor ritel juga bisa berinvestasi di pasar modal.
Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
Dilansir dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, berikut adalah beberapa tips investasi saham bagi pemula.
Waktu yang tepat untuk membeli saham sebenarnya bisa dilihat dari dua hal, yaitu berdasarkan analisis fundamental dan teknikal.
Analisis fundamental mengacu pada analisa melalui pendekatan kondisi ekonomi, politik, atau bahkan melihat tren perkembangan usaha yang ada. Analisis ini salah satunya bisa dilihat dari laporan keuangan.
Sedangkan analisis teknikal adalah analisis saham melalui pendekatan pergerakan saham itu sendiri pada suatu rentang waktu. Termasuk didalamnya adalah harga dan fluktuasinya, serta informasi mengenai titik tertinggi dan terendah dari suatu saham.
Baca juga: Pertamina Usul Cukai Etanol untuk Campuran BBM Dihapus
Yang perlu diingat, harga disini bukan semata-mata harga yang murah, tetapi harga saham dari perusahaan yang pantas untuk dibeli.
Selanjutnya, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli saham. Di antaranya profil dan tingkat likuiditas perusahaan, fluktuasi di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tren market, Return of Equity (ROE) atau laba dari investasi pemegang saham di perusahaan tersebut, sales atau penjualan, dan Earning per Share (EPS) Growth.
Selain memerhatikan poin-poin penting di atas, strategi juga menjadi salah satu hal penting. Terdapat 3 strategi dalam membeli saham yaitu:
Baca juga: Ini Cara Transfer Saldo dari ShopeePay ke Rekening Bank dan Biayanya
Setelah mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli saham, investor juga tentunya perlu tahu tentang kapan waktu yang tepat untuk menjualnya.