Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Kompas.com - 30/04/2024, 21:44 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi polusi sampah plastik agar dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Wakil Ketua Inaplas Edi Riva’i, menjelaskan bahwa pihaknya turut serta menegaskan kembali komitmen asosiasi dalam membantu pemerintah Indonesia mengatasi pengelolaan sampah plastik masih dibutuhkan penyelasaian menyeluruh.

“Inaplas berkomitmen untuk bersama-sama dengan seluruh industri petrokimia di tanah air dalam menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia," ujar Edi dalam keterangan tertulis, Selasa (30/4/2024).

Baca juga: Cegah Sampah Plastik di Laut, NGO Plastic Bank Jalin Kemitraan dengan Ratusan Pengepul

 

Ilustrasi timbulan sampah plastik.Shutterstock/BELL KA PANG Ilustrasi timbulan sampah plastik.

"Karenanya, kami akan terus berkolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi permasalahan ini dan memberikan solusi inovatif," imbuh dia.

Edi melanjutkan, upaya mengatasi polusi sampah plastik perlu dilakukan beriringan dengan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, yang salah satunya dilakukan melalui investasi sektor petrokimia dalam negeri guna mengurangi ketergantungan impor.

Data Inaplas menunjukan Indonesia masih bergantung pada produk impor untuk memenuhi kebutuhan plastik dalam negeri dengan nilai mencapai 11 miliar dollar AS per tahun.

Melalui anggotanya, Inaplas juga tengah melakukan pengembangan industri petrokimia dengan nilai mencapai 18 miliar dollar AS untuk melepas ketergantungan terhadap produk impor.

Baca juga: ASDP Soroti Masalah Sampah Plastik di Laut

Industri petrokimia sendiri memiliki potensi dan kekuatan pasar yang besar dalam kemajuan perekonomian Indonesia.

"Keberadaan industri petrokimia serta industri logam dan baja seringkali dijadikan sebuah benchmark bagi tingkat kemajuan suatu negara karena merupakan basis atau penopang bagi ragam industri manufaktur," terang Edi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com