Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Atur Anggaran untuk Mengirim Hampers

Kompas.com - 21/03/2024, 13:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang hari raya Idul Fitri sebagian masyarakat memiliki tradisi untuk saling berbagi bingkisan atau kerap disebut dengan hampers.

Hampers dapat diberikan untuk kolega kerja, saudara, atau teman dekat yang mungkin berada di luar kota atau jarang ditemui.

Mengirim hampers tentu saja juga merupakan bentuk rasa syukur, terima kasih, sekaligus berbagi kebahagiaan dengan orang yang dicintai.

Namun begitu, di tengah banyaknya kebutuhan ketika Ramadhan, anggaran untuk hampers tentu harus diperhatikan.

Perencana Keuangan sekaligus Head Advisory and Investment Operation PINA Rista Zwestika mengatakan, langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menentukan anggaran hampers Lebaran adalah dengan membuat daftar orang yang akan menerima bingkisan tersebut.

"Prioritaskan keluarga dekat, kolega penting, dan tetangga. Pertimbangkan hubungan dan kebutuhan penerima," kata dia kepada Kompas.com, dikutip Kamis (21/3/2024).

Baca juga: 7 Ide Hampers Lebaran dengan Budget di Bawah Rp 50.000

Ia menjabarkan, contoh keluarga yang perlu untuk dikirimi hampers misalnya adalah orang tua, mertua, kakek dan nenek, saudara kandung, dan keponakan.

Sementara itu, kolega penting dapat merupakan atasan, rekan kerja, dan mitra bisnis.

Tetangga dekat atau yang sering membantu sekitar juga dapat menjadi penerima hampers Lebaran.

Setelah itu, masyarakat baru dapat membuat kerangka anggaran yang dibutuhkan.

"Pertimbangkan kemampuan keuangan. Alokasikan anggaran berdasarkan skala prioritas penerima. Atau buat hampers sendiri untuk menghemat biaya," imbuh dia.

Baca juga: Soal THR Ojol dan Kurir, Kemenaker: Itu Hanya Imbauan, Enggak Wajib...


Lebih lanjut Rista bilang, dalam menyusun anggaran hampers juga perlu diperhatikan kesesuaian isi hamepr dengan anggaran dan selera penerima. Sebagai saran, hampers sebaiknya adalah sesuatu yang bermanfaat dan tahan lama.

Masyarakat juga dapat memanfaatkan promo dan diskon yang ada di toko online dan offline untuk menghemat anggaran. Platform e-commerce biasanya menawarkan harga yang lebih murah. Namun, membeli barang ritel secara grosir juga dapat menghemat biaya.

Mengirim hampers juga perlu mempertimbangkan jasa pengiriman yang digunakan. Pastikan pengeluaran pengiriman tidak membebani anggaran. Tak kalah penting, pastikan juga pengiriman hampers dapat sampai tepat waktu.

Lebih rinci, Rista menjelaskan, anggaran untuk hampers dapat dialokasikan sebesar 5-10 persen ketika anggaran pengeluaran terbatas.

Sementara itu, hampers yang lebih istimewa boleh diberikan dengan mengalokasikan anggaran senilai 10-15 persen dari pendapatan.

Ketika ingin memberikan hampers kepada banyak orang, pastikan anggarannya berkisar pada 20 persen dari pendapatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com