Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Kompas.com - 09/05/2024, 11:58 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS saat ini lebih baik dari perkiraan semula bank sentral. Ia pun optimis, kurs rupiah akan bergerak ke bawah Rp 16.000 per dollar AS.

Perry menjelaskan, pada April lalu, nilai tukar rupiah masih bergerak di kisaran Rp 16.200 bahkan mendekati level Rp 16.300 per dollar AS.

Namun demikian, saat ini rupiah sudah berada di kisaran Rp 16.000 per dollar AS.

Baca juga: Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Ilustrasi uang rupiah, nilai tukar rupiah.SHUTTERSTOCK/PRAMATA Ilustrasi uang rupiah, nilai tukar rupiah.

Menurut Perry, terpangkasnya depresiasi nilai tukar rupiah tidak terlepas dari langkah BI mengerek suku bunga acuan BI Rate menjadi 6,25 persen pada April lalu.

Langkah pengetatan moneter ini membuat imbal hasil obligasi RI kian menarik, dan mendorong aliran modal asing masuk.

"Kita sedang upayakan (nilai tukar rupiah) akan turun di bawah Rp 16.000," ujarnya, dalam media briefing, di Kantor BI, Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Perry pun optimis, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bakal menguat ke depan. Optimisme ini diusung dengan melihat fundamental rupiah yang dinilai baik.

Baca juga: IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

"Kami mempercayai rupiah ini mestinya akan terus menguat sesuai fundamental," katanya.

Faktor pertama yang menunjukan kuatnya fundamental rupiah ialah meningkatnya perbedaan imbal hasil atau yield differencial obligasi pemerintah dengan obligasi negara lain. Berdasarkan data BI, yield SBN 10 tahun naik ke level 6,94 persen per 8 April 2024 lalu.

Kemudian, premi credit default swap (CDS) rupiah 5 tahun turun ke level 69,9. Ini menunjukan berkurangnya risiko investasi dengan sekuritas dalam negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com