Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Godok Skema Pembiayaan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Kompas.com - 17/05/2024, 21:14 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan pola pengembangan infrastruktur transportasi ke depannya harus dimulai dari perencanaan.

Staf Ahli Bidang Logistik dan Multimoda Kemenhub Robby Kurniawan mengatakan, pemerintah akan menggodok skema pendanaan agar proyek perpanjangan kereta cepat sampai Surabaya tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Contohnya rencana pegembangan kereta cepat dari Jakarta ke Surabaya, kita lakukan asesmen, kita berusaha semaksimal mungkin untuk menggodok skema pendanaan yang tidak terlalu bergantung pada APBN," kata Robby dalam Forum Diskusi bertajuk "Satu Dekade Pembangunan Infrastruktur Transportasi" di Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Baca juga: Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Robby mengatakan, skema pendanaan proyek pembangunan infrastruktur transportasi dalam dilakukan melalui Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau konsesi.

"Konsesi kan mereka investasi dulu setelah proyek jadi mereka akan diberikan kewenangan pengelolaan sekian puluh tahun, kemudian darimana mereka melakukan pengembalian dari jasa layanan, kalau enggak dari operator sarana, mungkin operator-operator lain. Jadi mungkin pola-pola seperti ini," ujarnya.

Sebelumnya, Kemenhub mengungkapkan alasan proyek perpanjangan trase Kereta Cepat Whoosh sampai ke Surabaya, Jawa Timur, belum masuk ke daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).

Baca juga: 72 Calon Masinis Whoosh Dilatih oleh Masinis Kereta Cepat dari China

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya belum memenuhi syarat untuk menjadi PSN lantaran studi kelayakan (feasibility study/FS) proyek masih dalam kajian.

Selain itu, proyek lanjutan dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini juga masih belum mendapatkan kepastian pendanaan.

"Beberapa persyaratan untuk masuk PSN seperti studi dan kepastian pendanaan masih dalam proses, jadi masih belum bisa mengusulkan untuk masuk PSN saat ini," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (15/5/2024).

Baca juga: Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut apakah Kemenhub nantinya akan mengusulkan proyek ini untuk menjadi PSN atau tidak.

Mengingat proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi salah satu dari 35 PSN sektor transportasi periode 2020-2024 yang digarap Kemenhub.

Baca juga: Kereta Cepat Bakal Diperpanjang ke Surabaya, KCIC Siap Jadi Operator

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Whats New
Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Whats New
Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah

Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah

Whats New
Harga Emas Terbaru 21 Juni 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 21 Juni 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com