Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Laba Bank Besar Melambat, Ini Sebabnya Kata OJK

Kompas.com - 19/05/2024, 18:14 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perolehan laba bank-bank besar yang tergabung dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 atau minimal modal inti Rp 70 triliun pada kuartal I-2024 cenderung mini.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Return On Asset (ROA) perbankan pada Maret 2024 tercatat senilai 2,62 persen, atau sedikit lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai 2,77 persen.

ROA kerap dijadikan ukuran profitabilitas yang digunakan dalam industri perbankan. ROA adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan.

Baca juga: Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Dian bilang, penurunan ROA tersebut terutama dipengaruhi oleh penurunan net interest margin (NIM) dari semula 4,77 persen pada Maret 2023, menjadi sekitar 4,59 persen pada Maret 2024.

"Penurunan NIM terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya dana yang tidak diimbangi dengan peningkatan suku bunga kredit," kata dia dalam keterangan resmi, ditulis Minggu (19/5/2024).

Namun demikian, ia menambahkan, ROA dan NIM tersebut masih tergolong cukup tinggi.

Di sisi lain, hal ini merupakan indikasi positif karena peningkatan suku bunga kredit yang tidak sepenuhnya linear dengan peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).

"Tentu ini memberikan manfaat positif bagi masyarakat," imbuh dia.

Lebih lanjut Dian membeberkan, NIM dan ROA KBMI 4 menurun dibandingkan tahun 2023, tapi masih jauh lebih tinggi dibandingkan KBMI 2 dan 3. Dari sisi efisiensi, KBMI 4 juga masih tergolong efisien dibandingkan KBMI lainnya.

Baca juga: Laba Bank Terbesar di Eropa Ini Melonjak 80 Persen, Apa Penyebabnya?

Adapun, penurunan ROA KBMI 4 terutama dipengaruhi oleh menyempitnya margin bunga kredit, yang terlihat melalui NIM yang menurun.

Selain itu, peningkatan imbal hasil (yield) surat berharga juga memengaruhi profitabilitas bank karena adanya beban kerugian penjualan surat-surat berharga.

Tren ini dapat dilihat dari meningkatnya beban kerugian penjualan Surat-surat Berharga (SSB) dan menurunnya porsi perbankan dalam kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN).

"Bank mulai mengurangi porsi SSB juga untuk memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan untuk penyaluran kredit," sebut dia.

Sebagai informasi, dilansir dari statistik OJK laba tahun berjalan sebelum pajak perbankan KBMI 4 tercatat senilai Rp 49,1 triliun sampai Februari 2024.

Jumlah tersebut turun tipis 1,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 50,09 triliun.

Baca juga: Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com