Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Kompas.com - 22/05/2024, 14:28 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Perkebunan karet besar di Indonesia banyak dijumpai di Pulau Sumatera. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), penghasil karet terbesar di Indonesia adalah Sumatera Selatan.

Dari data yang dirilis BPS pada tahun 2023, Sumatera Selatan menghasilkan karet alam sebanyak 767.000 ton setiap tahunnya.

Di peringkat kedua daerah penghasil karet terbesar di Indonesia adalah Sumatera Utara dengan produksi mencapai 307.000 ton.

Berikutnya daerah penghasil karet di Tanah Air urutan ketiga dan kempat masing-masing adalah Jambi sebesar 285.500 ton dan Riau yang mencatatkan produksi 214.000 ton.

Baca juga: 10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

Berikut 10 daerah penghasil karet terbesar di Indonesia:

  1. Berikut Sumatera Selatan: 767.000 ton
  2. Sumatera Utara: 307.800 ton
  3. Jambi: 285.500 ton
  4. Riau: 214.800 ton
  5. Kalimantan Barat: 183.200 ton
  6. Kalimantan Selatan: 153.200 ton
  7. Kalimantan Tengah: 136.400 ton
  8. Sumatera Barat: 122.000 ton
  9. Lampung: 116.700 ton
  10. Bengkulu: 87.100 ton

Dari data di atas tampak bahwa provinsi di Pulau Andalas sangat mendominasi sebagai daerah penghasil karet terbesar di Indonesia.

Untuk Pulau Jawa, perkebunan karet besar di Indonesia banyak dijumpai di Jawa Barat. Provinsi ini menghasilkan karet alam dalam setahun sebanyak 36.000 ton.

Daerah penghasil karet lainnya di Jawa yakni Jawa Tengah sebanyak 23.700 ton dan Jawa Timur dengan angka produksi karet tahunan sebanyak 17.400 ton.

Baca juga: Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Perkebunan karet besar di Indonesia banyak dijumpai di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara. Keduanya merupakan daerah penghasil karet terbesar di Tanah Air.KOMPAS.com/HERU DAHNUR Perkebunan karet besar di Indonesia banyak dijumpai di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara. Keduanya merupakan daerah penghasil karet terbesar di Tanah Air.

Sejarah karet di Indonesia

Mengutip Harian Kompas, di Indonesia sendiri, tanaman karet pertama kali diperkenalkan pada masa kolonial Hindia Belanda oleh Hofland pada tahun 1864.

Awalnya, karet ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai tanaman koleksi dan selanjutnya dikembangkan menjadi tanaman perkebunan dan tersebar di beberapa daerah.

Jenis yang pertama kali diuji cobakan adalah spesies Ficus elastica atau karet rembung. Perkebunan karet jenis Ficus elastic tertua di dunia ada di Jawa Barat. Namun, lambat laun diketahui bahwa tanaman karet jenis ini menghasilkan getah karet yang tidak terlalu banyak dan mudah terserang hama.

Akhirnya, tanaman karet jenis Hevea Brasiliensis pun mulai ditanam dan disebar ke berbagai daerah di Indonesia.

Jenis karet Havea brasiliensis awalnya ditanam di Sumatera bagian timur pada tahun 1902 dan di Jawa pada tahun 1906.

Baca juga: Produsen Karet RI Terancam Kesulitan Ekspor ke Uni Eropa, Mengapa?

Sejarah karet di Indonesia mencapai puncaknya pada periode sebelum Perang Dunia II hingga tahun 1956. Pada masa itu, Indonesia menjadi negara penghasil karet alam terbesar di dunia.

Namun, sejak tahun 1957 kedudukan Indonesia sebagai produsen karet nomor satu digeser oleh Malaysia. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya mutu produksi karet alam di Indonesia.

Saat ini, Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai produsen karet dunia setelah Thailand.

Secara umum terdapat dua jenis karet, yaitu karet alam dan karet sintetis. Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi, batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene. Sementara karet alam berasal dari tanaman karet (Hevea Brasiliensis) yang berasal dari Amerika Selatan.

Karet alam memiliki keunggulan yang sulit ditandingi oleh karet sintetis, yaitu memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna, memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah, tidak mudah panas, dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan.

Baca juga: Asosiasi: Hasil Panen Kratom Lebih Besar dibandingkan Karet...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Whats New
Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Whats New
Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Whats New
Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com