Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Kompas.com - 03/06/2024, 22:07 WIB
Aprillia Ika

Editor

LEBAK, KOMPAS.com - Inflasi di Kabupaten Lebak Banten, turun dalam waktu lima bulan sejak Januari 2024 hingga Mei 2024. Hal ini seiring upaya Pemerintah Kabupaten Lebak yang menggencarkan pasar murah.

Dari data BPS Provinsi Banten, pada bulan Mei 2024, inflasi di Lebak sberhasil diturunkan menjadi hanya 2,10 persen.

Tingkat inflasi di Kabupaten Lebak ini lebih baik ketimbang inflasi Nasional pada bulan Mei yang tercatat 2,84 persen dan inflasi provinsi Banten 2,86 persen.

Pj Bupati Lebak Iwan Kurniawan merincikan, tingkat inflasi di kabupaten Lebak pada awal tahun, bulan Januari 2024 tercatat 4,14 persen.

Baca juga: Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Pada bulan Februari, inflasi di Lebak turun menjadi hanya 3,76 persen. Pada bulan Maret, inflasi kembali turun menjadi 3,2 persen. Pada bulan April , inflasi kembali berhasil diturunkan menjadi hanya 3,06 persen.

"Sesuai arahan Mendagri (Tita Karnavian-red), begitu dilantik pada 3 November 2023 menjadi PJ Bupati, saya langsung menghimpun berbagai informasi dan data, termasuk soal ekonomi dan inflasi," kata Iwan melalui keterangannya, Senin (3/6/2024).

Kemudian, berdasarkan informasi tersebut, Pemkab Lebak gencar melaksanakan Gerakan Pasar Murah (GPM) dan bazaar di tiap kecamatan.

Selain itu Pemkab Lebak juga menggelar Gebyar Klasik (Kolaborasi Atasi Stunting, Inflalsi dan Kemiskinan Ekstrim) yang sangat membantu meningkatkan perekonomian warga miskin di 6 kecamatan dengan sasaran 10 desa.

Ke depan, Pemkab Lebak akan terus membuat inovasi agar berbagai persoalan yang ada di Lebak bisa ditangani. Dengan demikian, percepatan pembangunan bisa terlaksana di Lebak, serta di Banten.

Baca juga: Lonjakan Inflasi dan Siasat Masyarakat Penuhi Pangan Bergizi untuk Anak

Deflasi

Sebelunya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Mei lalu terjadi deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (month to month/mtm). Ini menjadi kali pertama sejak Agustus tahun lalu indeks harga konsumen (IHK) mencatat deflasi.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengklaim, deflasi itu bukan disebabkan oleh pelemahan daya beli masyarakat. Ia bilang, deflasi utamanya dipicu oleh fluktuasi harga komoditas.

"Ini memang karena ada perubahan harga komoditas yang kita hitung dari keranjang inflasi," kata Amalia, ditemui di Kantor BPS, Jakarta, Senin (3/6/2024).

BPS mengatakan, deflasi Mei 2024 terjadi setelah tekanan sejumlah komoditas utama mulai mereda. Salah satu komoditas yang laju inflasinya melandai ialah beras.

Menurut BPS, setelah pada awal tahun ini beras menjadi pendorong utama inflasi, pada Mei lalu, beras justru jadi komoditas utama penyumbang deflasi.

BPS mencatat, beras mengalami deflasi sebesar 3,59 persen secara bulanan dan berkontribusi 0,15 persen terhadap perkembangan deflasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com