Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBR013 Resmi Meluncur, Simak Keuntungannya

Kompas.com - 10/06/2024, 15:09 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Savings Bonds Ritel (SBR) seri SBR013 pada Senin (10/6/2024) hari ini.

SBR013 diterbitkan dalam dua seri, yakni SBR013T2 dengan kupon floating with floor minimal 6,45 persen dan tenor 2 tahun serta SBR013T4 dengan kupon floating with floor minimal 6 persen dan tenor 4 tahun.

Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, SBR013 memiliki sejumlah keuntungan, mulai dari tingkat imbal hasil yang terhindar dari risiko pergerakan suku bunga acuan bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia (BI).

Baca juga: Portofolio Investasi Tapera Didominasi Penempatan ke Obligasi Negara

Deni menjelaskan, dengan sifat floating with floor, kupon atau keuntungan yang ditawarkan oleh SBR013 tidak bisa turun dari batas minimal yang telah ditentukan, namun bisa meningkat jika tingkat suku bunga acuan BI meningkat.

"Jadi ini sebagai hal yang menarik, terutama untuk investor yang ingin melakukan hedging fluktuasi suku bunga di market," kata dia, dalam media briefing, di Jakarta, Senin (10/6/2024).

"Karena biasanya, ketika BI meningkatkan tingkat suku bunga acuan, biasanya instrumen seperti saham, obligasi, reksa dana, itu terkoreksi ke bawah," sambung Deni.

Selain itu, Deni bilang, keunggulan yang bakal diterima investor lainnya ialah terhindar dari risiko gagal bayar.

Pasalnya, pembayaran kupon dan pokok SBR dijamin oleh undang-undang (UU) dan dianggarkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya.

"Maka bisa dibilang risiko gagal bayar adalah kosong," katanya.

Kemudian, SBR merupakan salah satu instrumen obligasi pemerintah yang terjangkau, sebab nilai pembeliannya sebesar Rp 1 juta, dengan nilai pembelian maksimal untuk SBR013T2 sebesar Rp 5 miliar dan SBR013T4 maksimal Rp 10 miliar.

"Yang terakhir, dengan beli SBN ritel kita bisa turut berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan nasional," tuturnya.

Adapun salah satu bentuk risiko yang dihadapi investor dengan membeli SBR013 ialah risiko terkait likuiditas, sebab instrumen investasi ini bersifat tidak bisa diperdagangkan, sehingga pencairan dana akan dilakukan ketika jatuh tempo.

Akan tetapi, SBR013 dapat dicairkan pada masa pelunasan sebleum jatuh tempo atau early redemption, di mana untuk SBR013T2 early redemption dapat dilakukan satu tahun setelah setlemen dan SBR013T4 dapat dilakukan dua tahun setelah setlemen, dengan besaran maksimal 50 persen.

"Jadi itu fitur yang kita sediakan kepada masyarakat untuk bisa memanage risiko likuiditas ketika mereka berinvestasi di SBR," ucap Deni.

Sebagai informasi, periode penawaran SBR013 bakal dilakukan hingga 4 Juli 2024, kemudian penetapan hasil penjualan dilakukan pada 8 Juli, dan setlemen dilakukan pada 10 Juli.

Pemegang SBR013 akan mendapatkan keuntungan dari kupon pada tanggal 10 setiap bulannya sampai dengan jatuh tempo masing-masing seri.

Baca juga: Pasar Obligasi Melemah pada April 2024, Bagaimana Potensinya ke Depan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Jago: Peran Nasabah Penting untuk Hindari Kebocoran Data

Bank Jago: Peran Nasabah Penting untuk Hindari Kebocoran Data

Whats New
APJAJI Keluhkan Tarif Batas Tas Tiket Pesawat Tak Kunjung Direvisi, Maskapai Bisa Bangkrut

APJAJI Keluhkan Tarif Batas Tas Tiket Pesawat Tak Kunjung Direvisi, Maskapai Bisa Bangkrut

Whats New
Bakal Jalankan Program Penjaminan Polis, LPS: Tugas Berat

Bakal Jalankan Program Penjaminan Polis, LPS: Tugas Berat

Whats New
Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Whats New
Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Whats New
Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com