Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kesalahan yang Paling Sering Dilakukan Saat Investasi

Kompas.com - 16/06/2024, 18:14 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu faktor yang bisa membuat seseorang bisa sukses dalam mengelola keuangannya adalah dengan investasi.

Namun tak jarang yang sadar bahwa pola investasi yang dilakukan salah lantaran hanya karena FOMO (fear of missing out) alias sekadar ikut-ikutan saja.

Perancang Keuangan Lady Nathalia mengungkapkan, FOMO dan mau langsung mendapatkan keuntungan besar merupakan kesalahan dalam berinvestasi. Efeknya bukannya untung malah buntung.

Baca juga: Perbedaan Perilaku Belanja Online: Gen Z FOMO, Milenial Lebih Stabil

“Padahal awalnya memang ingin untung makanya berinvestasi tapi karena sekarang mendengar ada kripto, ada saham terus FOMO deh. Eh yang ada jadi buntung,” ujarnya saat Media Briefing di Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Lady menyebutkan, ada 3 langkah agar investasi bisa menghasilkan keuntungan. Pertama adalah menentukan tujuan investasi. Tujuan investasi sendiri bisa untuk jangka panjang, jangka menengah, dan jangka panjang.

Kemudian barulah diikuti dengan mengetahui profil risikonya dan terakhir memilih instrumen investasi apa yang cocok digunakan.

Dia menyebutkan saat ini ada beragam contoh instrumen investasi di antaranya adalah deposito, obligasi, saham, properti hingga emas.

Dia pun mencontohkan, jika seseorang ingin berinvestasi untuk jangka panjang dengan risiko paling rendah, bisa memilih investasi emas.

“Sementara kalau dia memilih saham, yang jelas risikonya tinggi dia tidak akan cuan. Karena tidak semua orang cocok dengan investasi saham karena risikonya tinggi, ada yang memang merasa enggak masalah modal investasinya habis atau ada yang justru akan lebih stres karena modalnya habis di investasi,” kata dia.

Baca juga: 3 Alasan Tidak Boleh Berhenti Investasi Setelah Pensiun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Whats New
Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan 'Transfer Pricing'

Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan "Transfer Pricing"

Whats New
OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com