Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhamadiyah Tarik Dana dari BSI, OJK: Hal Biasa, Bank Masih Likuid

Kompas.com - 10/06/2024, 20:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara terkait penarikan dana Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang terjadi beberapa waktu lalu.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, orang yang menyimpan dan menarik uang adalah sebuah fenomena yang biasa dalam perbankan. Untuk itu, ia mengingatkan bank-bank yang mengalami hal tersebut untuk memastikan kecukupan dana.

"Sejauh ini BSI masih sangat likuid dan tidak ada isu yang dikhawatirkan dengan penarikan dana ini," kata dia dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner, Senin (10/6/2024).

Baca juga: BSI Buka Layanan Weekend Banking di 604 Kantor Cabang Selama Juni 2024

Ia menambahkan, terkait dengan masalah hubungan antara BSI dengan nasabah yang merupakan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) merupakan hal yang berada di luar OJK.

"DI luar konteks kami. Saya rasa itu adalah tugas manajemen, tugas pemegang saham pengendali untuk profiling dan melakukan komunikasi yang baik dan intens. Ini hal yang biasa dilakukan bank dengan nasabahnya," terang dia.

Seiring dengan itu, OJK juga mendorong peningkatan komunikasi antara dua pihak tersebut untuk membahas permasalahan yang terjadi.

Dian mengingatkan, porsi bank syariah di ekonomi Indonesia masih belum terlalu besar, atau berada di kisaran 7-8 persen. Hal tersebut tentu memerlukan kerja sama antara perbanakn dan nasabah.

Lebih lanjut, Dian mengungkapkan, baik pemerintah, OJK, dan perbankan ingin melihat adanya akselerasi pertumbuhan perbankan syariah.

"Itu ada sebabnya ada ketentuan OJK terhadap ini terkait keterangan spin off," ujar dia.

Menurut Dian, langkah spin off atau pemisahan unit usaha syariah (UUS) dan konsolidasi menjadi hal yang penting dalam Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK). Hal tersebut lantaran, OJK ingin menciptakan persaingan yang lebih baik antara bank konvensional dan bank syariah.

"Kita ingin melihat ada dua atau tiga lagi bank syariah yang ukurannya cukup besar, atau paling tidak comperable dengan BSI," ujar dia.

Dengan kata lain, ia ingin melihat tidak hanya satu bank syariah yang dominan. Pasalnya, hal itu dapat menimbulkan gangguan pada persaingan bisnis.

"Ada faktor negatifnya kalau sendirian seperti ini, karena kalau apapun yang terjadi, seperti yang terjadi pada BSI saat ini menjadi bahan sorotan utama padahal bank syariah tidak hanya BSI tetapi banyak bank syariah lain," tandas dia.

Sebelumnya, dilansir dari surat yang diterima Kompas.com, Muhammadiyah diketahui memutuskan untuk mengalihkan dana mereka dari Bank Syariah Indonesia (BSI) ke sejumlah bank, seperti Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, Bank-bank Syariah Daerah, dan bank syariah lain yang selama ini menjalin kerja sama.

Dari surat tersebut dijelaskan, keputusan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyan dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) mengenai konsolidasi keuangan di lingkungan AUM tanggal 26 Mei 2024 di Yogyakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com