Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri Susi: Indonesia Penyuplai Tuna Terbesar Dunia

"Akhirnya setelah empat setengah tahun, 488 kapal sudah ditenggelamkan. Itu membuktikan negara bisa melakukan," ujar Susi dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/4/2019).

Menurut Susi, aksi illegal fishing atau pencurian ikan di laut Indonesia oleh kapal-kapal asing telah menyebabkan nelayan Indonesia kehilangan mata pencahariannya.

“Illegal fishing juga menyebabkan rumah tangga nelayan turun hampir 50 persen lebih. Tadinya 1.600.000 kepala rumah tangga. Waktu tahun 2014 tinggal 800.000 saja," kata Susi.

Bukan hanya nelayan, pencurian ikan juga membuat pengusaha dalam negeri gulung tikar karena stok ikan tidak cukup untuk diekspor. Kata Susi, setidaknya ada 115 eksportir tutup karena hal tersebut.

Bahkan menurutnya, dari sensus yang dilakukan pemerintah, stok ikan Indonesia di tahun 2014 hanya tinggal 6,5 ton saja.

Namun, setelah aksi pemberantasan illegal fishing yang intensif dilakukannya, telah berbuah manis.

“Tiga minggu lalu dunia kasih label sebagai supplier besar tuna dunia adalah Indonesia," ucap dia.

Selama ini lanjutnya, Indonesia tidak pernah masuk dalam negara eksportir terbesar di dunia. Namun, saat ini Indonesia justru melesat menjadi raksasa penyuplai ikan tuna terbesar di dunia.

"Dulu tidak ada nama Indonesia. Tapi kita bisa. Sekarang nelayan dengan mudah mancing dapat tuna, realita tidak terbantahkan. Kita pemasok terbesar," ujar dia.

Selain tuna, Indonesia pun menjadi eksportir kepiting laut nomor satu ke Amerika Serikat. Capaian-capaian ini menjadikan neraca perdagangan perikanan Indonesia ada di urutan nomor satu di Asia Tenggara.

Susi pun meminta masyarakat agar bersama-sama memelihara laut Indonesia, sehingga kekayaan alam yang melimpah ini dapat terjaga dengan baik.

https://money.kompas.com/read/2019/04/12/172100026/menteri-susi-indonesia-penyuplai-tuna-terbesar-dunia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke