Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BNI Syariah Genjot Literasi Keuangan Syariah dengan Industri 4.0

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto mengatakan, pihaknya terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui industri 4.0.

Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan pengembangan perbankan digital.

"Dalam pengembangan digital, kami melakukan beberapa langkah strategis di antaranya pengembangan digitalisasi layanan perbankan, kolaborasi, atau bekerja sama dengan perusahaan startup berbasis teknologi," kata Wahyu dalam siaran pers, Rabu (1/5/2019).

Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2017, tingkat literasi keuangan syariah masih lebih rendah dibandingkan dengan perbankan konvensional. Literasi keuangan syariah hanya 8 persen, lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional sebesar 30 persen.

Adapun untuk inklusi keuangan syariah juga hanya 11 persen atau lebih rendah dibandingkan bank konvensional 68 persen.

Literasi dan inklusi yang masih rendah membuat Indonesia hanya menempati posisi kesepuluh dalam pangsa pasar keuangan syariah di dunia.

"Literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah di Indonesia ini seakan menjadi paradoks karena Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia," kata Wahyu.

Oleh karena itu, pentingnya peran teknologi digital dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah. Tahun ini, BNI Syariah sedang gencar melakukan transformasi digital dengan penerapan metodologi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Hal ini dilakukan dengan pengembangan aplikasi digital yang bisa memenuhi kebutuhan gaya hidup nasabah dalam beribadah dan bertransaksi setiap hari.

Dalam pengembangan aplikasi digital, BNI Syariah mengembangkan platform dan aplikasi payment untuk donasi ZIS dan wakaf yang menyatukan lembaga-lembaga LAZ dan nazhir melalui website www.wakafhasanah.bnisyariah.co.id dan aplikasi android.

Terkait kolaborasi teknologi, BNI Syariah telah bekerja sama dengan 50 perusahaan teknologi meliputi e-commerce, fintech, serta perusahaan startup berbasis teknologi. Kerjasama ini terkait dengan penggunaan platform maupun pemanfaatan produk bank.

"Dengan kerja sama ini diharapkan ada beberapa benefit yang didapatkan BNI Syariah, yaitu peningkatan fee based income maupun pengendapan DPK," jelas Wahyu.

Pada 2019, BNI Syariah menargetkan 100 perusahaan teknologi yang akan bekerjasama, termasuk perusahaan fintech. Saat ini, BNI Syariah tengah merancang skema investasi untuk turut berpartisipasi dalam mendukung pembangunan perekonomian syariah melalui startup di Indonesia.

Sebagai gambaran, anggaran belanja modal (capital expenditure) tahun 2019 untuk proses otomasi di BNI Syariah sebesar Rp 135 miliar, di mana 50 persennua digunakan untuk pengembangan digital. Anggaran ini naik dua kali lipat dibanding 2018 sebesar Rp 66 miliar.

https://money.kompas.com/read/2019/05/01/104100326/bni-syariah-genjot-literasi-keuangan-syariah-dengan-industri-4.0

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke