Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dampak Perang Dagang, Pertumbuhan Ekspor 62 Negara Besar Dunia Negatif

Angka itu merupakan yang terendah sejak krisis keuangan global pada 2008.

Untuk Indonesia sendiri, pertumbuhan ekonomi juga diprediksi mengerucut menjadi 5 persen tahun 2019, dari prediksi awal sebesar 5,2 persen.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, penurunan proyeksi itu menandakan Indonesia juga terdampak masifnya perang dagang AS-China.

"62 dari 95 negara besar dunia, salah satunya Indonesia ekspornya sudah negatif pertumbuhannya. Menandakan perang dagang itu sudah masif, memang riil mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia," kata Iskandar Simorangkir di Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Kendati menurun, Iskandar yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik ketimbang negara lainnya, seperti Singapura dan India.

"Contoh di Singapura itu triwulan I sudah -0,1 persen. Triwulan II syukur naik lagi 0,1 persen. India yang tadinya 9 persen turun jadi 8 persen, turun lagi menyamai kita di kisaran 5 persen. Sedangkan kita penurunannya enggak signifikan," papar dia.

Iskandar juga yakin, pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun tidak akan di bawah 5 persen selama menjaga konsumsi domestik.

"Saya termasuk yang yakin dengan domestic supply chain (pertumbuhan) masih terjaga. Dengan bisanya kita mempertahankan konsumsi domestik, saya yakin pertumbuhan kita di angka 5 persen, enggak seperti negara lain," kata dia.

"Ya apes-apesnya di angka 5 persen, masih bisa 5,1 persen optimis, ya. Pesimisnya ya 5,0 persen," tambah Iskandar.

https://money.kompas.com/read/2019/10/16/181100026/dampak-perang-dagang-pertumbuhan-ekspor-62-negara-besar-dunia-negatif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke