Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apartemen Kini Tak Hanya untuk Masyarakat Menengah ke Atas?

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2020 diprediksi menjadi tahun yang baik untuk pasar properti Indonesia.

Ini sejalan dengan beberapa kebijakan utama yang dirilis pemerintah pada akhir 2019 diharapkan bisa berdampak positif dan menggairahkan sektor properti RI.

Dua inisiatif tersebut adalah Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 21/12/PBI/2019 tentang relaksasi Loan to Value (LTV) properti sebesar 5 persen dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 86/PMK.010/2019 dimana kelompok hunian mewah di bawah Rp 30 miliar bebas dari PPnBM.

Marine Novita, Country Manager Rumah.com berharap, dua kebijakan tersebut akan membawa lebih banyak optimisme di pasar properti Indonesia, khususnya di kelas atas.

Pun diharapkan secara konsisten mendorong permintaan dari kelompok masyarakat berpendapatan menengah dan menengah ke bawah.

“Rumah.com Indonesia Property Market Index menunjukkan bahwa pasar properti Indonesia mencatat tahun yang solid pada 2019, dengan kenaikan paling menonjol dalam harga permintaan terjadi di kuartal III 2019, meskipun situasi politik sempat memanas di kuartal sebelumnya. Kuartal terakhir 2019 mencatat indeks harga properti naik 7 persen secara tahunan (year on year/yoy),” jelas Marine.

Menurut data RIPMI, secara keseluruhan, pasar properti di tahun 2020 akan terus menjadi buyers’ market atau saat yang tepat bagi konsumen untuk membeli properti.

Pembeli akan dimanjakan dengan serangkaian pilihan dengan harga yang kompetitif. Oleh sebab itu, disarankan untuk bernegosiasi guna mendapatkan harga lebih rendah atau mendapatkan diskon dan bonus tambahan.

Terpantau harga permintaan properti baik untuk rumah tapak maupun apartemen berada pada posisi 112.1 di kuartal III 2019, naik 0,3 persen dari kuartal sebelumnya.

Namun jika dibandingkan kuartal IV 2018, ada pertumbuhan 7 persen (yoy), didorong harga permintaan rumah tapak yang tumbuh 8 persen. Sementara hunian apartemen justru mengalami penurunan harga 1 persen dibandingkan kuartal IV 2018.

Untuk indeks harga apartemen di kuartal IV 2019 tercatat naik 1 persen dari kuartal sebelumnya menjadi 115,4.

Kenaikan ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan menyusul penurunan indeks harga di dua kuartal sebelumnya.

Data kuartalan menunjukkan indeks harga apartemen mengalami perlambatan pertumbuhan selama dua tahun terakhir.

Ini juga mencerminkan dinamika pasar apartemen di daerah-daerah yang merupakan pemasok apartemen terbesar. Jakarta, misalnya, mencatat penurunan indeks harga kuartal IV 2019 sebesar 1 persen secara kuartalan (qtq) dan 2 persen (yoy).

Pada kuartal IV 2019, indeks suplai apartemen berada pada 106,7, turun 1 persen dari kuartal sebelumnya. Indeks suplai apartemen didominasi oleh daerah-daerah yang merupakan pemasok apartemen terbesar seperti Jakarta (66 persen), Jawa Barat (12 persen) dan Banten (10 persen).

Menurut Marine, kestabilan indeks harga apartemen dari tahun ke tahun tidak selalu disebabkan kejenuhan di pasar apartemen.

Salah satu faktor yang berkontribusi adalah penargetan segmen pasar baru oleh para pengembang yang mau tidak mau menyebabkan moderasi dan penyesuaian harga.

“Pasar apartemen melihat target ekspansi pasar. Sekitar lima hingga sepuluh tahun yang lalu, apartemen dijual sebagai komoditas gaya hidup. Sekarang, apartemen mulai dijual ke berbagai kelompok, tidak hanya kelas menengah ke atas, tetapi juga untuk kalangan menengah ke bawah,” jelas Marine.

Salah satu faktor yang mendorong suplai apartemen lebih terjangkau dan penyesuaian harga apartemen adalah meningkatnya minat pada properti rumah tapak di daerah pinggiran kota.

Hal ini sebagian besar didorong oleh pembangunan infrastruktur di dalam dan sekitar kota-kota besar.

Sebagai komoditas gaya hidup, daya tarik utama apartemen adalah lokasinya yang strategis dan dekat dengan pusat kota.

Namun, karena perkembangan infrastruktur terkini, para pencari rumah sudah mulai mempertimbangkan untuk membeli rumah tapak yang jauh dari pusat kota.

https://money.kompas.com/read/2020/02/17/141049226/apartemen-kini-tak-hanya-untuk-masyarakat-menengah-ke-atas

Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke