Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sulitnya Bahan Baku Bikin Pedagang Jual Masker dengan Harga Tinggi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Pramuka Edy Haryanto menjelaskan penyebab harga masker melambung tinggi di Indonesia semenjak merebaknya virus corona (Covid-19).

Salah satu penyebab melonjaknya harga adalah lantaran langkanya bahan baku yang berasal dari China.

"Jadi, selama ini bahan baku diimpor dari China. Sementara kebutuhan di China sendiri sudah tidak ada," kata Edy ditemui di Pasar Pramuka, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Ditambah lagi, stok masker yang terbatas. Pihak pedagang masker pun berupaya mencari stok masker ke sejumlah produsen, namun alhasil hanya mendapatkan stok hanya ribuan kotak.

"Kemarin itu karena keterbatasan stok. Setelah kami minta ke pabrik lain, bahan baku mereka memang sedang kosong," ujarnya.

Edy kembali menjelaskan, ketika di Februari lalu, pedagang mendapat angin segar mendapat pengiriman masker dengan merek lokal.

Namun, saat hendak dijual disertai permintaan yang tinggi, pedagang mau tak mau menyesuaikan harga.

"Semua ini persoalannya adalah mekanisme pasar. Jadi, kita nggak bisa atur harga. Pasar itu yang mengatur sendiri ketika masyarakat membutuhkan, sementara suplai sedikit, harga tentu menjadi lebih mahal," katanya.

Karena bahan baku yang minim, stok yang terbatas disertai permintaan yang tinggi, Edy memastikan harga jual masker akan sulit kembali seperti semula yang biasanya dijual hanya Rp 1.000 per lembar.

"Kebijakan dari Perumda Pasar Jaya inilah yang patut kita dukung untuk segera menstabilkan menjadi ke harga rasional. Untuk kembali ke harga yang dulu sangat tidak mungkin karena suplainya tidak seperti biasa lagi," ujarnya.

Direktur Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin sebelumnya memastikan akan kebutuhan masker terjamin aman. Sebab, di gudang Pasar Jaya terdapat 1 juta lembar atau 20.000 kotak masker yang akan disuplai secara bertahap.

Harga masker yang dipasarkan di Pasar Pramuka mulai hari ini dijual sebesar Rp 2.500 per lembar atau Rp 125.000 per kotak.

Namun, masyarakat yang membeli hanya dibatasi satu kotak masker saja disertai penunjukkan identitas Kartu Tanda Pengenal (KTP).

Tujuannya, agar kebutuhan akan masker bisa terbagi rata kepada masyarakat yang membutuhkan dan menahan stok supaya tetap aman sepanjang kondisi luar biasa virus corona ini merebak.

https://money.kompas.com/read/2020/03/05/194651126/sulitnya-bahan-baku-bikin-pedagang-jual-masker-dengan-harga-tinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke