Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Maret 2020, Boeing Hadapi Pembatalan Pesanan 150 Pesawat

NEW YORK, KOMPAS.com - Pabrikan pesawat asal Amerika Serikat mengumumkan pembatalan pesanan sebanyak 150 unit sepanjang bulan Maret 2020. 

Dilansir dari CNN, Rabu (15/4/2020), pembatalan pesanan seluruhnya adalah pesawat jenis 737 MAX. Pesawat tersebut dilarang terbang sejak Maret 2019 silam pasca dua kecelakaan yang menewaskan 346 orang.

Menurut Circium, saat ini secara total ada hampir 14.000 pesawat yang diparkir oleh maskapai di seluruh dunia. Ini setara dengan 63 persen dari total armada pesawat yang ada di dunia.

Boeing sebenarnya melaporkan 31 pesanan pesawat pada Maret 2020. Akan tetapi, 18 di antaranya adalah pesawat militer dan satu merupakan pesawat kargo pesanan FedEx.

Adapun sisa 12 unit adalah pesawat Boeing 787 Dreamliner yang dipesan maskapai Jepang All Nippon Airways (ANA).

Sepanjang Februari 2020 lalu, Boeing melaporkan pembatalan 41 pesanan pesawat.

Sementara itu, beberapa waktu lalu perusahaan leasing pesawat asal Irlandia, Avalon, mengumumkan pembatalan pesanan 75 pesawat 737 MAX tambahan. Pembatalan ini telah termasuk dalam pembatalan pesanan 150 pesawat tersebut di atas.

Adapun pembatalan pesanan sebanyak 34 unit pesawat juga dilakukan oleh maskapai Brazil GOL pada Maret 2020. GOL sebelumnya memiliki pesanan yang belum terpenuhi sebanyak 129 unit pesawat.

Kemudian, anak usaha maskapai Jerman Lufthansa, SmartWings, juga membatalkan pesanan 5 unit pesawat. Ini sejalan dengan rencana Lufthansa untuk merampingkan operasionalnya.

Boeing tidak memaparkan maskapai atau perusahaan leasing mana saja yang membatalkan pesanan 36 unit pesawat lainnya.

"Kami bekerja sangat erat dengan konsumen-konsumen kami, banyak di antaranya menghadapi tekanan keuangan yang signifikan, (sehingga harus) meninjau kembali rencana mereka dan membuat penyesuaian yang diperlukan," ungkap Boeing dalam pernyataannya.


Menurut Richard Aboulafia, analis penerbangan di Teal Group, pembatalan pesanan ini tidak mengejutkan.

Aboulafia mengungkapkan, krisis yanga da saat ini jauh lebih serius bagi Boeing dibandingkan ketika menghadapi masalah untuk memperoleh persetujuan agar pesawat 737 MAX dapat kembali terbang.

"Bahkan angka yang tidak menyenangkan ini tampaknya tak berarti apa-apa, karena kenyataannya jauh lebih buruk. Boeing masih memiliki pesanan yang belum terpenuhi sebanyak ribuan unit," ujar dia.

Namun demikian, Aboulafia memandang ada risiko yang lebih besar, yakni maskapai-maskapai penerbangan akan menunda pengiriman pesawat yang telah mereka pesan hingga pasar transportasi udara membaik.

Akan tetapi, imbuhnya, perbaikan itu bisa memakan waktu beberapa tahun.

Boeing pun melaporkan ada sekira 160 pesawat yang telah memiliki jadwal pengiriman, namun ditunda.

Sebagian besar pesawat yang ditunda pengirimannya adalah seri 737 MAX, kemudian 15 unit adalah pesawat berbadan lebar, dan 4 unit adalah pesawat kargo seri 747.

Sementara itu, pesaing terberat Boeing, yakni Airbus pada pekan lalu mengumumkan pemangkasan rencana produksi pesawat komersial sebanyak sepertiga.

Pada kuartal ini, Airbus hanya mengirimkan 122 unit pesawat dari rencana sebelumnya sebanyak 182 unit.

"Ini mencerminkan permintaan konsumen untuk menunda pengiriman, termasuk faktor lainnya terkait pandemi Covid-19," ungkap Airbus.

https://money.kompas.com/read/2020/04/15/194544726/maret-2020-boeing-hadapi-pembatalan-pesanan-150-pesawat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke