Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Antisipasi Kemarau di Tengah Pandemi Covid-19, Kementan Bangun Infrastruktur Air

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengantisipasi musim kemarau di tengah pandemi Covid-19 melalui pembangunan infrastruktur air.

“Kita akan memanfaatkan infrastruktur air seperti embung, dam parit maupun long storage saat kemarau datang," kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Sarwo Edhy menegaskan insfrastruktur air ini nantinya akan sangat berguna bagi pertanian. 

“Bangunan air seperti embung, air sungai dan dam parit akan bermanfaat meskipun debit air kecil masih bisa teralirkan ke sawah-sawah petani,” kata Edhy.

Edhy menjelaskan pengelolaan air lahan kering maupun tadah hujan dengan embung, dam parit dibangun dengan membendung sungai kecil atau parit alami.

Selanjutnya, agar bisa lebih besar maka pembangunan dam dan parit bisa dilakukan secara bertingkat dari hulu ke hilir dalam satu aliran daerah aliran sungai (DAS) mikro.

"Model ini sangat ideal untuk dikombinasikan dengan pengelolaan air dan sedimen di waduk atau embung besar," jelas Sarwo Edhy, seperti dalam keteangan tertulisnya yang Kompas.com terima.

Contoh yang sudah menerapkan pembangunan dam, yakni Kelompok Tani (Poktan) Mappabengngae III .

Poktan yang berada di Kelurahan Tiroang dan Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan ini memiliki dam parit dengan luas layanannya hingga 75 hektar

Kemudian Poktan Maju Karya di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang yang telah membangun dam parit dengan luas layanan 32 hektar.

Contoh lainnya yakni pembangunan embung di Desa Pangadegan, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.

Embung yang dibuat Perwakilan Petani Pemakai Air (P3A) Usaha Tani Makmur dibangun dengan dimensi 18×13×2,5 meter kubik mampu melayani areal sawah seluas 31 hektar.

"Dari pembangunan embung dan dam parit ini peningkatan Indeks Pertanaman (IP) yang diharapkan semula 200 menjadi 300," harap Sarwo Edhy.

Sementara itu, meski memiliki manfaat serupa, salurah irigasi dari sungai memiliki perbedaan fungsi dengan dam parit dan embung.

Sungai yang memiliki debit minimal 5 liter per detik dan dapat mengaliri usaha tani seluas minimal 25 hektar

Dengan demikian, Edhy menjelaskan, dengan pembangunan saluran sungai, embung dan parit petani bisa menambah produktiftas pertanaman dalam setahun, dari satu kali menjadi dua kali.

Sarwo Edhy juga memperingatkan agar pemeliharaan saluran air sungai dan bangunan air tersebut harus dirawa. Ini agar debit air tidak kecil saat kemarau dan saat musim hujan tidak meluap.

"Sebaiknya perawatan, pemeliharaan dan konservasi harus dilakukan dari hulu ke hilir," tuturnya.

Perawatan itu dapat dilakukan dengan pengerukan sedimen sungai yang sebaiknya dilakukan secara rutin sebelum musim penghujan datang.

Selain itu juga melakukan perawatan rutin, seperti membersihkan sampah yang menghalangi aliran air.

"Semuanya bisa dilakukan dengan komitmen bersama di desa setempat,” kata Edhy.

Tetap waspada meski tidak terjadi kekeringan

Disisi lain Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan tidak akan terjadi kemarau ekstrim akibat fenomena memanasnya suhu muka laut (el nino).

Meski begitu, Mentan SYL menghimbau agar semua pihak tetap mewaspadai datangnya musim kemarau.

SYL mengatakan mungkin tetap ada masalah lain, yakni kemungkinan peningkatan beberapa jenis Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang terjadi di musim kemarau

“Terutama pada Agustus yang diprediksi menjadi puncak musim kemarau tahun ini," kata Mentan SYL.

Sementara itu, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG dalam Forum iklim mengatakan,  Food and Agriculture Organization (FAO) menjelaskan potensi kelangkaan pangan bukanlah karena faktor kekeringan (iklim), tetapi lebih ke food supply chain yang terganggu.

https://money.kompas.com/read/2020/04/19/091304826/antisipasi-kemarau-di-tengah-pandemi-covid-19-kementan-bangun-infrastruktur

Terkini Lainnya

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke