Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Thailand Minta Para Miliarder Bantu Perekonomian, Bagaimana Caranya?

BANGKOK, KOMPAS.com - Pemerintah Thailand meminta para miliarder di negara tersebut untuk membantu menangkal dampak ekonomi akibat virus corona.

Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (16/5/2020), Perdana Menteri Prayuth Chan-Ocha meminta 20 orang terkaya di Thailand untuk menggunakan uang dan organisasi mereka untuk mengembangkan proyek-proyek yang menjangkau seluruh wilayah negara itu.

Menurut Chan-Ocha, ia tidak meminta para miliarder berdonasi. Respons dari para miliarder tersebut pun sejauh ini dipandang sederhana dibanding besarnya skala kerusakan ekonomi akibat virus corona.

Seorang pendiri perusahaan keuangan menyatakan, pihaknya dapat membantu warga Thailand terhindar dari lintah darat.

Sementara itu, para konglomerat lainnya menggelontorkan atau berjanji memberikan lebih dari 110 juta dollar AS atau setara sekira Rp 1,6 triliun (kurs Rp 14.853 per dollar AS) untuk membantu menyediakan masker dan bahan pangan.

Adapun Central Group menyatakan, jaringan ritel dan hotelnya yang tersebar di Thailand, Vietnam, Jepang, dan Italia akan membeli lebih banyak barang dari para pedagang kecil, mendonasikan ruang ritel, dan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 74.000 karyawannya.

"Konglomerat-konglomerat terbesar merekrut banyak orang dan memiliki rantai pasok yang besar. Mereka bisa memberi dampak yang besar terhadap permintaan di dalam negeri, namun keputusan investasi tergantung pada kebutuhan bisnis," ujar Thanavath Phonvichai, ekonom dan presiden University of Thai Chamber of Commerce di Bangkok.

Menurut Bank Dunia, Thailand adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang beberapa kali mencatat peningkatan angka kemiskinan sejak tahun 2000.

Ini termasuk lonjakan angka kemiskinan absolut sebesar 38 persen pada periode 2015-2018 menjadi lebih dari 6,7 juta orang.

Memburuknya ekonomi dan kondisi lingkungan seperti kekeringan menjadi sejumlah penyebabnya.


"Thailand sekarang menampung orang miskin kronis dalam jumlah besar," ungkap Somchai Jistsuchon, ekonom di Thailand Development Research Institute.

Bloomberg melaporkan, ada tiga keluarga Thailand yang masuk dalam daftar 10 besar keluarga terkaya di Asia per Agustus 2019.

Ketiga keluarga itu adalah keluarga Chearavanont pemilik Charoen Pokphand Group, keluarga Chirathivat pemilik Central Group, dan keluarga Yoovidhya pendiri minuman energi Red Bull.

Jumlah kekayaan ketiga keluarga tersebut setara dengan 16 persen produk domestik bruto (PDB) Thailand. Sebagai perbandingan, kekayaan 10 keluarga terkaya di AS hanya setara 3 persen PDB Negeri Paman Sam tersebut.

Ekonomi Thailand pada tahun 2020 diperkirakan akan mengalami kontraksi terbesar sejak 1990-an, menurut laporan Bank of Thailand.

Pemerintah Thailand telah menggelontorkan paket stimulus setara sekitar 15 persen dari PDB. Bank Dunia menyatakan, ini adalah salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Timur dan Pasifik.

https://money.kompas.com/read/2020/05/16/071200226/thailand-minta-para-miliarder-bantu-perekonomian-bagaimana-caranya-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke