Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Diprediksi Turunkan Suku Bunga Jadi 4,25 Persen, Ini 3 Alasannya

JAKARTA, KOMPAS.com - VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memprediksi Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate atau BI-7DRRR sebesar 25 basis poin (bps) ke level 4,25 persen.

Adapun bank sentral akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Selasa (19/5/2029).

Menurut Josua, ada beberapa indikator yang dipertimbangkan BI, salah satunya inflasi yang terkendali. Diprediksi, inflasi hingga akhir tahun akan tetap stabil di bawah kisaran 3 persen.

Angka ini masih di dalam target sasaran BI, yakni 3 plus minus 1 persen.

"Terkendalinya inflasi tahun 2020 ini dipengaruhi oleh dampak negatif dari Covid-19 terhadap perekonomian di mana potensi perlambatan ekonomi domestik termasuk penurunan laju konsumsi rumah tangga sehingga akan membatasi tekanan demand pull inflation," kata Josua kepada Kompas.com, Selasa (19/5/2020).

Indikator lainnya adalah perkembangan nilai tukar rupiah yang dalam jangka pendek cenderung stabil.

Volatilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar AS secara rata-rata menurun, yang terindikasi dari one-month implied volatility menjadi 15 persen dari sebelumnya 33 persen.

Josua menilai, penurunan volatilitas rupiah sejalan dengan penurunan volatilitas di pasar keuangan global.

Dengan demikian, arus modal asing sudah kembali masuk ke pasar keuangan domestik terutama di pasar SBN.

"Ini mendukung penguatan nilai tukar rupiah sekitar 9 persen dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2020, meskipun nilai tukar rupiah masih mengalami pelemahan sebesar 7,3 persen ytd (year to date/sejak awal tahun)," jelas Josua.


Selain itu, indikator terlihat dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 sebesar 2,97 persen.

Angka itu lebih rendah dari perkiraan BI dan Pemerintah sehingga mendorong BI untuk memanfaatkan ruang penurunan suku bunga acuan pada RDG bulan ini.

Apalagi, dampak Covid-19 yang cukup signifikan pada kuartal I-2020 mengindikasikan pertumbuhan ekonomi kuartal II dan III juga masih berpotensi tertekan.

"Penurunan daya beli masyarakat yang terindikasi dari rendahnya inflasi dari sisi permintaan, perlu direspon dengan penurunan suku bunga acuan BI sehingga dapat mendukung proses pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19," pungkas Josua.

https://money.kompas.com/read/2020/05/19/113518726/bi-diprediksi-turunkan-suku-bunga-jadi-425-persen-ini-3-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke