Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rupa-rupa Uang Kertas yang Beredar di Era Penjajahan Jepang

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejarah perekonomian Indonesia tak bisa dilepaskan dari uang sebagai alat transaksi. Setiap periode kekuasaaan di Indonesia menerbitkan uang yang berlaku resmi, tak terkecuali di era pemerintah militer Jepang.

Dikutip dari Museum Bank Indonesia, Senin (28/6/2020), pemerintah militer Jepang menerbitkan setidaknya tiga uang kertas selama masa pendudukannya yang relatif singkat di Indonesia.

Saat era Dai Nippon, uang yang berlaku saat itu yakni gulden yang dari warisan pemerintah Kolonial Belanda. Setelah setahun menguasai Hindia Belanda, Jepang kemudian mulai mengeluarkan uang kertas yang bertujuan untuk menggantikan uang Belanda secara bertahap.

Berikut tiga uang kertas yang sempat diterbitkan pemerintah militer Jepang di Indonesia sebelum kalah dalam Perang Dunia II oleh Sekutu:

1. Seri De Japansche Regeering

Uang kertas pertama yakni Uang Kertas Pemerintah Jepang Seri De Japansche Regeering dengan pecahan nominal 5 gulden. Uang ini diterbitkan pada tahun 1942 dan kemudian ditarik peredarannya pada tahun 1946 atau di era republik.

Motif gambar uang nominal 5 gulden ini relatif sederhana. Dengan ukuran 150 x 72 mm dengan warna dominan hijau, gambar depan berupa pohon kelapa dan pohon pepaya, sementara di gambar belakang berupa ragam hias guillosches.

2. Seri Dai Nippon Teikoku Seihu

Uang kertas kedua yang diterbitkan penjajah Jepang yakni seri Dai Nippon Teikoku Seihu yang mulai dirilis pada tahun 1943 dan ditarik dari peredaran pada tahun 1946.

Uang kertas dengan pecahan 100 rupiah ini memiliki ukuran 175 x 86 mm dengan warna ungu di bagian depan dan hijau di sisi belakang.

Gambar pada bagian depan berupa gambar patung garuda whisnu kencana, lalu dibagian belakang bergambar wayang arjuna.

3. Seri De Japansche Regeering

Uang kertas ketiga adalah seri De Japansche Regeering dengan nominal 10 gulden. Uang ini mulai dicetak pada tahun 1942 dan ditarik peredarannya setahun setelah Indonesia merdeka.

Baik tampilan depan maupun belakang, didominasi warna hitam violet dan berukuran 161 x 78 mm. Dari sisi motif, uang kertas ini memiliki gambar yang lebih ramai.

Bagian depan bergambar pohon pisang, pohon sukun, dan pohon kelapa. Kemudian di bagian belakang ditandai dengan gambar kapal laut yang sedang berlayar.

Semua nominal dicetak oleh Djakarta Insiatsu Kodjo atau badan percetakan milik Kementerian Keuangan Jepang. Semua uang kertas yang dierbitkan Jepang di Indonesia memiliki kode "S".

Ini dilakukan untuk membedakan dengan mata uang yang diterbitkan Jepang di negara jajahan lain. Di Malaysia, kode mata uang diterbitkan memiliki kode "M" dan kode "B" untuk Burma atau Myanmar.

Pasca-kemerdekaan Indonesia, pemerintah republik belum mampu untuk mencetak uang sendiri. Bank Indonesia yang kemudian jadi bank sentral sendiri baru berdiri setelah pemerintah menasionalisasi De Javasche Bank.

Ini artinya, sejak tahun 1945 hingga beberapa tahun kemudian, pemerintah Indonesia masih mengakui tiga jenis mata uang yang beredar yakni mata uang yang diterbitkan Hindia Belanda, mata uang De Javasche Bank, dan uang terbitan Jepang.

Indonesia baru benar-benar memiliki mata uang sendiri pada 30 Oktober 1946 dengan keluarnya Oeang Repoeblik Indonesia atau ORI.

https://money.kompas.com/read/2020/06/29/064616926/rupa-rupa-uang-kertas-yang-beredar-di-era-penjajahan-jepang

Terkini Lainnya

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke