Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Kebiasaan Manusia Produktif (Bagian 2)

Setelah 5 kebiasaan produktif pertama tersebut kita implementasikan, langkah berikutnya adalah kita mengaplikasikan 5 kebiasaan produktif kedua.

Kebiasaan produktif kedua ini merupakan ikhtiar serta pilihan pintar tentang apa yang bisa digunakan untuk memastikan Anda dan organisasi yang dipimpin saat ini tetap produktif serta melaju kencang melampaui target bisnis meskipun kita terus dihadang aneka distraksi pada kondisi yang mendekati resesi ekonomi.

Langsung saja kita menuju Kebiasaan Produktif tersebut!

Kebiasaan Keenam ialah Collaborative. Secara makna, kebiasaan ini berarti kita berkolaborasi. Kebiasaan ini dirancang untuk mendorong kita untuk senantiasa berkolaborasi atau mengajak bekerjasama dengan beberapa pihak yang terkait dan yang terdampak untuk mencapai hasil yang terbaik, dan meminimalkan risiko.

Kolaborasi memiliki kemiripan makna dengan Kebiasaan kelima yaitu kooperatif. Yang membedakan adalah kooperatif biasanya terjadi kerjasama antara 2 entitas perusahaan yang berbeda, sedangkan kolaborasi terjadi kerjasama didalam perusahaan yang sama.

Pada kondisi yang hiperkompetitif di era globalisasi dan disrupsi seperti saat ini, pada akhirnya banyak para pengambil keputusan sadar bahwa berkompetisi di pasar yang sama menjadi tidak terlalu relevan lagi. Mereka merasakan kompetisi tersebut membutuhkan banyak biaya atau pemborosan dan sedikit menghasilkan pertumbuhan profit dan terkadang menimbulkan risiko bangkrut.

Oleh sebab itu, daripada berkompetisi dan bertempur di pasar yang sama, maka akan lebih baik berkolaborasi atau bekerjasama dengan prinsip saling mendukung dan saling untung.

Kita teruskan ke Kebiasaan Ketujuh yaitu Proactive.

Proaktif yang bermakna mengantisipasi, bertindak lebih cepat sebelum ada dampak, atau memilih respon yang tepat merupakan Kebiasaan yang paling relevan dengan kondisi disrupsi.

Hal ini disebabkan pada era disrupsi perubahan yang sangat cepat dan kompleks dengan frekuensi yang semakin cepat adalah sebuah keniscayaan yang tidak terhindarkan, semua perusahaan akan mengalami kondisi tersebut dan pasti terdampak.

Pada Kebiasaan yang ketujuh ini, kita wajib bergerak minimal sama cepatnya dengan perubahan yang terjadi.

Yang paling ideal adalah kita perlu bergerak lebih cepat dari perubahan yang akan terjadi atau dengan kata lain kita melakukan antisipasi dengan presisi, termasuk mengantisipasi kondisi resesi yang sudah diambang pintu.

Sebagaimana diskusi kita sebelumnya, semua kebiasaan produktif ini dirancang saling berkaitan, artinya Anda dan tim yang Anda pimpin bisa mengeksekusi kebiasaan produktif ini jika keenam kebiasaan sebelumnya telah dan sedang Anda implementasikan.

Ini artinya, kebiasaan produktif ini bisa dilakukan secara berurutan atau bahkan secara simultan atau bersamaan.

Lanjut kita kaji kebiasaan kedelapan adalah Attractive. Pada kebiasaan ini, Anda dianjurkan untuk terus dan konsisten menghadirkan atau mengemas, dan menyampaikan produk atau jasa yang kita jual secara menarik, memikat dan menyenangkan.

Kebiasaan kedelapan ini sangat berkaitan dengan Kebiasaan kesembilan, artinya kita tidak akan sanggup menghadirkan sesuatu yang menarik dan unik jika kita tidak mampu untuk kreatif dan inovatif, kita teruskan ke Kebiasaan kesembilan.

Kebiasaan Kesembilan adalah Innovative and Creative, Kebiasaan ini adalah tentang bagaimana kita senantiasa menemukan cara baru dan sesuatu yang baru dalam merespon kondisi yang dinamis.

Tidak perlu penjelasan panjang dan lebar tentang Kebiasaan yang kesembilan ini, karena kami yakin Anda semua sudah sangat paham dan tahu persis manfaat menjadi Kreatif dan Inovatif.

Kebiasaan kesembilan merupakan Kebiasaan abadi, artinya sangat relevan pada kondisi apapun dan kapanpun, karena pada hakikatnya Kebiasaan ini adalah bagian dari Change Management yang senantiasa melekat pada setiap Kebiasaan perusahaan.

Kita tuntaskan kajian produktif ini ke Kebiasaan Kesepuluh yaitu Adaptive atau adaptasi, secara makna adaptasi berarti kita sangat dianjurkan untuk mampu segera berubah menyesuaikan dengan kondisi kekinian yang dihadapi.

Pada kebiasaan ini, setiap korporasi yang ingin produktif wajib hukumnya untuk senantiasa update dan upgrade kompetensi korporasi mereka, hal ini diperlukan karena dengan era disrupsi yang penuh dengan gangguan dan perubahan.

Kompetensi masa lalu sebagian atau bahkan semuanya menjadi tidak relevan lagi, oleh sebab itu pengembangan kompetensi baru yang terkini sangat diperlukan agar organisasi yang Anda pimpin percaya diri menghadapi aneka tantangan.

Pengembangan kompetensi korporasi baru dan terkini tersebut, ada kalanya memerlukan penyesuaian yang membutuhkan pengorbanan, misalnya perubahan business model, perubahan struktur organisasi, perubahan ukuran organisasi dan lain sebagainya.

Inilah bentuk-bentuk adaptasi yang diperlukan, dan jika perusahaan sukses melaksanakan Kebiasaan yang kesepuluh ini itu artinya Anda dan Tim yang Anda pimpin saat ini telah memiliki Agility atau kelincahan yang bagus.

Agility ini oleh para ahli manajemen Kebiasaan dianggap sebagai salah satu kompetensi korporasi yang paling relevan pada era disrupsi, singkat kata dengan mampu beradaptasi kita akan lincah dengan lincah kita akan Produktif.

Demikian 10 Kebiasaan Manusia Produktif di Era Disrupsi semoga kajian yang sederhana dan berdaya guna dan terpenting dengan mengimplementasikan 10 Kebiasaan Manusia Produktif tersebut akan meningkatkan kemungkinan kita lebih Produktif lagi dan bertahan menghadapi badai resesi yang mungkin terjadi di tahun ini.

Selamat Berbisnis dan Sukses Selalu untuk Anda semua.

https://money.kompas.com/read/2020/08/26/104445626/10-kebiasaan-manusia-produktif-bagian-2

Terkini Lainnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke