Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Atasan Semena-mena? Hadapi dengan Cara Ini agar Tak Ditindas Terus

JAKARTA, KOMPAS.com - Anda bekerja dengan atasan yang bersikap ngebos alias bossy dan semena-mena? Kalau punya bos seperti itu, kantor rasanya seperti neraka.

Padahal seorang pemimpin, seharusnya mengayomi dan membimbing tanpa harus nge-bossy.

Atasan memang memiliki kekuatan atau power untuk memerintah bawahan. Tapi bukan berarti bisa seenaknya saja tanpa memikirkan beban kerja anak buah.

Pekerjaan satu belum selesai, sudah ditambah lagi. Minta deadline yang tidak masuk akal.

Bisanya cuma jadi ‘tukang merintah,’ tapi tidak mau memberikan solusi jika anak buah mengalami kendala dalam menyelesaikan pekerjaannya. Apalagi kerap memberikan tugas di luar job desk dengan alasan ingin kamu berkembang.

Kesal? Marah? Sudah pasti. Namun apa daya. Kamu hanya sebatas anak buah.

Ibaratnya cuma remah-remah rengginang yang nasibnya ada di tangan si bos. Jika bos sudah tidak suka, bisa saja kamu ‘ditendang’ dengan berbagai alasan yang mengada-ada.

Nah, kalau kamu punya atasan yang suka nge-bossy dan semena-mena, hadapi dengan cara berikut ini biar tidak semakin ditindas, seperti dikutip dari Cermati.com, Sabtu (5/9/2020).

1. Bersikap tegas

Walaupun hanya bawahan, kamu harus berani bersikap tegas. Katakan bahwa perlakuan bos kamu salah. Memerintah tidak boleh semena-mena. Ada etikanya seperti ketentuan yang berlaku di perusahaan.

Sampaikan kepadanya dengan menyertakan berbagai perlakuan yang kerap kamu terima sehari-hari. Tentunya dengan kalimat yang sopan, agar atasan tidak tersinggung dan terketuk hatinya.

Kemudian mengevaluasi diri, sehingga dapat memperbaiki sikapnya yang salah selama ini.

2. Berani menolak

Namanya juga ‘tukang merintah,’ kerjaannya pasti sering nyuruh ini dan itu. Masa bodoh walaupun kamu sedang mengerjakan banyak tugas.

Walhasil, pekerjaanmu jadi kelewat banyak, karena satu belum rampung, sudah dibebani pekerjaan baru.

Jika kamu diperlakukan seperti itu terus, kamu berhak menolak. Katakan saja padanya bahwa kamu tengah menyelesaikan deadline pekerjaan yang lebih penting atas permintaan big bos misalnya.

Terus terang dan berani menolak akan lebih baik, daripada kamu harus ‘makan hati’ melulu atas sikap atasanmu.

3. Curhat dari hati ke hati

Coba sesekali sampaikan langsung unek-unekmu ke atasan. Siapa tahu, dia masih punya hati dan rasa empati kepada anak buahnya.

Curhat bahwa kamu tidak sanggup dengan pekerjaan yang bertubi-tubi datang. Berikan porsi pekerjaan yang pas. Di mana, atasan juga harus tahu mana pekerjaan yang mendesak harus diselesaikan terlebih dulu, mana yang masih bisa ditunda.

Jangan semuanya mau didahulukan. Anak buah kan juga manusia yang punya lelah, bukan robot.


Dengan mengutarakan keluhanmu secara pribadi, diharapkan akan membuka pintu hati bosmu agar tidak mengulang kembali kesalahannya.

4. Laporkan ke HRD

Jika tidak mempan juga dengan berbagai cara di atas, kamu bisa membawa masalah ini ke HRD. Lapor langsung ke manajer HRD.

Hanya saja, harus dilengkapi dengan bukti-bukti nyata. Dapat berupa dokumen, rekaman suara, saksi rekan kerjamu, maupun dukungan dari rekan kerja yang senasib denganmu.

Dengan begitu, keluhanmu tidak terkesan dendam pribadi yang ingin menjatuhkan atasanmu. Tetapi ini adalah benar adanya, karena bukan kamu saja yang menjadi ‘korbannya’.

HRD tentunya akan menelaah lagi laporan tersebut dan meminta keterangan dari atasanmu. Baru kemudian diberi tindakan, apakah berupa teguran atau surat peringatan.

5. Tingkatkan kesabaran

Atasanmu tidak sadar juga? Berarti kamu yang harus lebih banyak bersabar. Cuma dengan bersabar, kamu bisa fokus pada pekerjaan.

Lakukan saja yang terbaik. Memang sudah karakter bosmu seperti itu.

Sulit dihilangkan, kecuali datang karma yang menimpanya. Mungkin dia baru akan sadar.

Yakinlah, Tuhan tidak tidur. Pasti ada balasan dari ketidakadilan.

Entah itu kamu yang akan sukses, atau bosmu yang akan tamat kariernya. Kamu tidak akan pernah tahu.

So, ingat selalu kata-kata bijak ini “orang sabar disayang Tuhan,” agar semangatmu bekerja tetap terpatri dan tidak luntur meski ada saja orang-orang zalim.

Resign Bila Sudah Muak

Jika jurus sabar tingkat dewa sudah tak bisa membendung lagi rasa kesalmu karena selalu ditindas, resign kerja adalah jalan terbaik. Dengan begitu, kamu akan terbebas dari atasan yang semena-mena.

Tapi perlu kamu ketahui, belum tentu pindah kerja ke perusahaan baru akan membuatmu aman dan nyaman. Bukan jaminan. Sebab dalam dunia kerja, pasti ada saja orang-orang yang modelnya suka nge-bossy.

Jadi, pertimbangkan lagi keputusan sebelum resign. Dan kalaupun betul-betul harus mengundurkan diri, pastikan kamu sudah mendapat pekerjaan baru. Jangan sampai malah jadi pengangguran hanya demi menjauh dari bosmu.

Artikel ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Cermati.com. Isi sepenuhnya merupakan tanggung jawab Cermati.com.

https://money.kompas.com/read/2020/09/05/150621926/atasan-semena-mena-hadapi-dengan-cara-ini-agar-tak-ditindas-terus

Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke