Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jumlah Investor Pasar Modal Indonesia Masih Tertinggal dari Singapura dan Malaysia

Kendati demikian, jumlah investor Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara lainnya.

Direktur Eksekutif Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia, Donny Hutabarat mengatakan, dengan jumlah penduduk Indonesia usia produktif sebanyak 189 juta dan jumlah investor ritel di pasar modal 4,16 juta, maka rasionya hanya sekitar 2,2 persen.

Rasio keterlibatan penduduk Indonesia yang berinvestasi di pasar modal kurang dari 5 persen, tertinggal jauh dari Amerika Serikat (AS) dengan rasio mencapai 55 persen, Singapura mencapai 26 persen, bahkan Malaysia mencapai 9 persen.

"Dibandingkan negara lain itu kita masih sangat rendah. Angka 5 persen itu tidak cukup, dibandingkan dengan jumlah penduduk usia produktif, itu masih dibawah 5 persen, bahkan masih sekitar 2 persen-an," ungkapnya dalam acara Bareksa-Kontan-Ovo Fund Awards 2020, Rabu (21/10/2020) malam.

Oleh sebab itu, Donny melihat masih ada ruang yang besar untuk mengembangkan investor ritel di Indonesia. Sehingga diharapkan kedepannya jumlah investor domestik terus bertambah, dan tak lagi bergantung pada investor asing.

Saat ini kepemilikan instrumen investasi di pasar modal oleh investor domestik sudah mencapai 58 persen, lebih tinggi dari kepemilikan investor asing.

"Jadi potensi investor ritel di Indonesia itu masih sangat tinggi. Ini memang jadi sasaran untuk penyeimbang struktur investor pasar keuangan kita, jadi tidak terlalu mengandalkan investor asing," jelasnya.

Ia mengatakan, tingginya keterlibatan penduduk dalam investasi di pasar modal sangat penting untuk menekan gejolak akibat keluarnya investor asing di tengah pelemahan ekonomi.

Seperti pada kondisi pandemi Covid-19 tahun ini, banyak investor asing yang keluar dari pasar modal Indonesia karena perekonomian nasional yang terus melemah.

Tapi tekanan pada tahun ini tak sebesar pada krisis keuangan pada tahun 2008-2009.

Donny menjelaskan, pada tahun 2008-2009 jumlah investor domestik masih kecil dan tak mendominasi pasar modal, alhasil ketika terjadi gejolak ekonomi global Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 60-70 persen karena perginya investor asing.

"Tapi pada tahun ini, itu kemarin (IHSG) turun sekitar 20 persen. Ini menunjukkan resiliensi dari investor domestik itu nyata, jadi bisa menekan gejolak yang ditimbulkan investor asing," kata dia.

Oleh sebab itu, Donny menekankan, pentingnya untuk meningkatkan jumlah penduduk yang berinvetasi di pasar modal. Ia meminta, untuk semakin banyak masyarakat yang masuk ke pasar modal sehingga berdampak pada ketahanan ekonomi.

"Jadi kampanyenya yaitu mulai dari investor di negeri sendiri dan mulai dari diri sendiri," tutupnya.

https://money.kompas.com/read/2020/10/22/103000226/jumlah-investor-pasar-modal-indonesia-masih-tertinggal-dari-singapura-dan

Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke