Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hacktiv8, Startup yang Fokus Tingkatkan Kualitas SDM Bidang Teknologi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi membuat sektor digital berkembang sangat pesat di Indonesia.

Tercermin dari banyaknya startup yang bermunculan, hingga perusahaan konvensial yang juga berekspansi ke sektor digital.

Seiring dengan pertumbuhan digital itu, kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di bidang teknologi pun menjadi sangat tinggi.

Kebutuhan inilah yang Hacktiv8 upayakan untuk terpenuhi.

CEO Hacktiv8 Ronald Ishak mengatakan, Hacktiv8 merupakan startup yang menyediakan program pembelajaran intensif untuk mentransformasi pemula menjadi programmer siap kerja.

Startup ini menawarkan program pembelajaran selama 12 minggu untuk akhirnya siap kerja.

Setelahnya, para siswa tersebut akan dibantu untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang bermitra dengan Hacktiv8.

Setidaknya lebih dari 360 perusahaan di Indonesia telah menjadi mitra yang membutuhkan tenaga kerja dari lulusan Hacktiv8, mulai dari perbankan, perusahaan teknologi, hingga BUMN.

Startup ini pun menawarkan program Income Share Agreements (ISA) atau perjanjian bagi hasil, yang menjadi alternatif pembiayaaan pendidikan di Hacktiv8.

Program ini memungkinkan siswa untuk membayar setelah proses pembelajaran selesai dan mendapatkan pekerjaan.

Nantinya, sebesar 15 persen dari penghasilan siswa tersebut akan diberikan ke pihak Hacktiv8 selama 36 bulan.

Tapi itu akan dilakukan jika siswa tersebut sudah mendapatkan gaji senilai Rp 10 juta ke atas.

"Jadi kami bukan sebuah institusi yang memberikan ijazah, tapi yang memberikan lulusan kami sebuah pekerjaan," ujar Ronald dalam webinar Google for Startups, Kamis (12/11/2020).

Adapun sejak 2016 beroperasi, Hacktiv8 sudah menerima 1.912 siswa dalam program full time, 1.528 siswa dalam program part time, dan 70.870 siswa di program pembelajaran online.

Ronald mengatakan, sekitar 1,5 miliar dollar AS dikeluarkan untuk pendidikan teknik di Indonesia dengan 250.000 siswa baru setiap tahunnya.

Namun, menurut data Bank Dunia, hanya 17 persen dari lulusan ilmu komputer Indonesia yang bekerja sebagai programmer.

"Bahkan menurut laporan Google dan Temasek terbaru, talenta teknologi masih merupakan penghalang terbesar bagi perkembangan ekonomi digtal Indonesia," ujar Ronald 

Padahal, potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar dengan setiap tahunnya tumbuh 40 persen.

Pada tahun 2025 nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai 130 miliar dollar AS.

Di sisi lain, Jakarta sendiri menempati posisi kedua dalam pertumbuhan ekosistem startup di dunia.

Namun dengan pertumbuhan yang pesat itu, diperkirakan Indonesia akan kekurangan talenta sebesar 9 juta pada 2025-2030.

"Oleh sebab itu, maka disinilah peran Hacktiv8," imbuh Ronald. 

Kebutuhan Tenaga Kerja Bidang Teknologi di Masa Pandemi

Ronald mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia turut mempengaruhi pasar tenaga kerja bidang teknologi.

Awal pandemi, sebagian besar perusahaan memberhentikan perekrutan seiring terbatasnya aktivitas ekonomi.

"Banyak yang stop hiring dan akhirnya kami cukup kesulitan di kuartal II-2020 untuk memasukan siswa-siswa yang selesai ke dalam perusahaan," kata Ronald.

Namun kesulitan itu teratasi saat masuk ke kuartal III-2020.

Seiring kegiatan ekonomi kembali bergeliat, permintaan tenaga kerja sektor teknologi pun meningkat pesat.

Menurut dia, kesadaran akan pentingnya digitalisasi di tengah pandemi mendorong semakin banyak perusahaan teknologi melakukan perekrutan.

Bahkan perusahaan-perusahaan konvensional pun turut berekspansi di bidang digital.

"Kuartal III ini terus terang agak kaget, sudah banyak yang hiring lagi. Profil-profil perusahaannya berbeda dari sebelumnya. Banyak perusahaan yang juga merekrut tenaga kerja untuk kebutuhan pembaharuan digital di sistem internal mereka," jelas Ronald. 

https://money.kompas.com/read/2020/11/12/185338026/hacktiv8-startup-yang-fokus-tingkatkan-kualitas-sdm-bidang-teknologi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke