Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Produsen Mogok, Stok Tahu-Tempe di Pasar Sudah Berkurang

"Di pasar sendiri tahu dan tempe sudah mulai berkurang per hari ini," ujar Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri kepada Kompas.com, Minggu (3/1/2021).

Semakin langkanya tahu dan tempe di pasar pada akhirnya berimbas pada peningkatan harga komoditas tersebut. Seperti harga tempe yang kini menjadi Rp 12.000 per papan dari sebelumnya Rp 10.000 per papan.

Dia mengatakan, kenaikan harga tempe sudah mulai terlihat sejak Desember 2020 lantaran harga kedelai impor terus merangkak naik. Sedangkan pasokan kedelai dalam negeri sebagian besar berasal dari impor.

Abdullah bilang, kondisi tersebut memang dilematis, sebab perajin terus meminta kenaikan harga kepada pedagang, tetapi pedagang menginginkan harga tempe tidak naik dulu karena daya beli masyarakat masih rendah imbas Covid-19.

Kendati demikian, semakin berkurangnya stok tempe di pasar, pedagang mau tak mau menaikkan harganya. Ia bilang, ini sekaligus untuk mengakomodir perajin yang selama ini tertekan karena naiknya harga kedelai impor.

"Pedagang sendiri terus berusaha merayu perajin untuk mau mengeluarkan stok-stok yang ada, kalau enggak takut pembeli akan kabur. Kami berupaya berkomunikasi dengan perajin agar tahu-tempe tetap ada di pasar walaupun stoknya enggak begitu banyak," jelas Abdullah.

Sebelumnya, Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) dalam surat edaran bertanggal 29 Desember 2020 menyatakan, perajin tempe dan tahu memutuskan mogok produksi.

Aksi mogok produksi sepanjang 1-3 Januari 2020 itu bertujuan agar kenaikan harga tempe dan tahu bisa kompak terjadi, seiring dengan terus naikknya harga kedelai.

https://money.kompas.com/read/2021/01/03/124901826/produsen-mogok-stok-tahu-tempe-di-pasar-sudah-berkurang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke