Sebab, banyak negara di kawasan tersebut kembali memberlakukan pembatasan sosial yang ketat untuk menekan gelombang kedua persebaran virus corona (Covid-19).
Dilansir dari CNBC, Selasa (2/2/20202) kantor statistik kawasan Uni Eropa, Eurostat memperkirakan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kawasan tersebut mengalami kontraksi hingga 6,8 persen sepanjang tahun 2020.
Sebelumnya, kawasan euro zone sempat tumbuh tinggi, yakni menccapai 12,4 persen pada kuartal III. Tingkat infeksi yang rendah membuat pemerintah setempat bisa melonggarkan pembatasan sosial dan kembali membuka perekonomian.
Namun demikian, darurat kesehatan kembali terjadi pada tiga bulan terakhir tahun 2020. Jerman dan Prancis bahkan memberlakukan lockdown atau isolasi total secara nasional di akhir tahun. Pengetatan pembatasan sosial tersebut kembali menekan kinerja perekonomian.
Berdasarkan data yang dirilis pada pekan lalu, ekonomi jerman tumbuh 0,1 persen di kuartal IV-2020, sementara Spanyol tumbuh 0,4 persen, dan Prancis pada kuartal yang sama mengalami kontraksi 1,3 persen.
Angka-angka tersebut sebenarnya melampaui proyeksi analis dan menunjukkan pelaku usaha mulai bisa beradaptasi sebaik mungkin dengan kebijakan lockdown.
Di sisi lain, pada tiga bulan terakhir tahun 2020 juga diiringi dengan berita terkait pemberian izin terhadap vaksin pertama Covid-19. Hal itu setidaknya memberikan optimisme, pandemi akan berakhir lebih cepat dari yang diperkirakan.
Meski demikian, proses distribusi yang cenderung lambat membuat ekonom khawatir hal itu bakal turut memperlambat proses pemulihan ekonomi.
Dana Moneter Internasional (IMF) pun telah mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi euro zone pada tahun 2021. IMF pekan lalu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut sebesar 1 poin persentase menjadi 4,2 persen tahun ini.
Empat negara perekonomian terbesar euro zone, Jerman, Prancis, Italia, serta Spanyol mengalami pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2021.
https://money.kompas.com/read/2021/02/02/194500526/pertumbuhan-ekonomi-zona-euro-terkontraksi-6-8-persen-di-2020