Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen pada kuartal I-2024.
Proyeksi positif ini dibuat di tengah ketidakpastian global yang meningkat.
"Kita prediksi untuk kuartal I-2024 pertumbuhan ekonomi kita di 5,17 persen. Karena baru selesai di Maret, Januari-Maret, kami perkirakan masih bertahan di atas 5 persen," kata dia dalam konferensi pers APBN KiTa edisi April, di Jakarta, Jumat (26/4/2024).
"Namun kita waspada terhadap turbulensi dan global yang terjadi," sambungnya.
Bendahara negara menjelaskan, proyeksi positif itu dibuat dengan melihat sejumlah indikator aktivitas perekonomian yang terjaga. Mulai dari Purchasing Manager Index (PMI) yang meningkat ke level 54,2 pada Maret lalu.
Kemudian konsumsi masyarakat juga tetap positif, tercermin dari Indeks Kepercayaan Konsumen yang stabil di angka 123,8. Tingkat pengeluaran masyarakat yang diukur lewat Mandiri Spending Index pun terjaga di level 46,9.
Selengkapnya klik di sini.
Tren aliran modal asing keluar atau capital outflow di pasar keuangan Indonesia masih berlanjut.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, capital outflow terjadi di sebagian besar instrumen pasar keuangan nasional.
BI mencatat pada periode 22-25 terjadi capital outflow sebesar Rp 2,47 triliun di pasar keuangan RI.
Nilai ini sebenarnya jauh lebih rendah dibanding pekan lalu yang mencapai Rp 21,46 triliun.
"Berdasarkan data transaksi 22 – 25 April 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp 2,47 triliun," ujar Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (27/4/2024).
Selengkapnya klik di sini.
Ada lima emiten yang akan membayarkan dividen kepada para pemegang saham pada pekan depan atau 28 April 2024 hingga 4 Mei 2024.
Kelima emiten tersebut yakni Avia Avian (AVIA), Nusantara Sejahtera Raya (CNMA), Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF), Matahari Department Store (LPPF), dan Adira Dinamika Multi Finance (ADMF).