Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IHSG Terkapar, Saham Sejumlah Bank Jadi Leader

JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah, Rabu (17/2/2021).

Melansir RTI, IHSG ditutup turun 1,03 persen (64,6 ppoin) di level 6.227,72.

Total transaksi hingga sore ini mencapai Rp 13,1 triliun dengan volume 17,8 miliar. Asing tercatat melakukan jual berih sebesar Rp 103,1 miliar di seluruh pasar.

Top gainer sore ini didominasi oleh saham perbankan buku I atau jenis bank yang punya modal inti atau modal minimal yang paling kecil, atau kurang dari Rp 1 triliun.

Kenaikan saham beberapa bank buku I juga bahkan menyentuh auto reject atas (ARA).

Beberapa bank kecil yang masuk top gainer sore ini antara lain, Bank Artha Graha International (INPC) melesat 35 persen di level Rp 108 per saham, saham Bank MNC International (BABP) juga meroket 34 persen di level Rp 67 per saham dan Bank Bumi Artha juga terbang 24,6 persen di level Rp 1.165 per saham.

Head of Investment dari Reswara Gian Investama Kiswoyo Adi Joe mengatakan sentimen merger bank-bank buku I menjadi penopang kenaikan saham-saham bank kecil tersebut.

“Ini sentimen jangka pendek, karena mau ada merger di antara bank-bank kecil,” kata dia kepada Kompas.com.

Selain itu, Net Interest Margin atau NIM perbankan buku I cukup rendah dibandingkan dengan bank buku III dan bank buku IV.

Kiswoyo menjelaskan, NIM yang dimaksud merupakan selsih antara suku bunga deposito tertinggi dengan suku bunga kredit rendah, selisih tersebut merupakan keuntungan bank.

NIM bisa diartikan sebagai rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen perbankan dalam pengelolaan aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan laba bersih.

“Kalau saya nabung dapat bunga 3 persen, kalau utang dapat 7 persen, kan selisihnya 4 persen, itulah kentungan bank. Kita salah satu tertinggi di dunia, di luar negeri dapat 3 persen saja susah, makanya asing pada tertarik ke bank buku I, karena bank buku IV cukup besar, dan susah dibeli, demikian juga buku 3 seperti BRI, BNI, dan Mandiri (BUMN) enggak dijual,” jelas dia.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas juga menyampaikan hal yang sama.

Menurut dia, isu akuisisi, merger ataupun aksi korporasi ramai berkembang mendorong kenaikan harga saham bank kecil tersebut.

“Sepertinya rumor bank-ank buku I yang akan ganti nama karena ada potensi diakuisisi ataupun masuknya pemodal besar, dimana fenomena ini ikut mempengaruhi bank-bank buku I yang secara valuasi murah juga dimanfaatkan market maker untuk menggerakkan harganya setinggi-tingginya,” kata Sukarno.

Top losers sore ini, antara lain, PT PP Perseo (PTPP) yang urun 6,9 persen di level Rp 320 per saham, kemudian saham Waskita Karya (WSKT) juga melemah 5,6 persen di level Rp 1.515 per saham, dan saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) juga turun 5,5 persen di level Rp 2.740 per saham.

Bursa Asia sore ini mayoritas negatif dengan penurunan indeks Nikkei 0,5 persen, dan Strait Times Singapura 0,46 persen. Sementara itu indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,1 persen.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2021/02/17/165344026/ihsg-terkapar-saham-sejumlah-bank-jadi-leader

Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke