Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN LYFE KOMPASIANA] Seperti Apa Batasan Orangtua Saat Anak Berpacaran? | Nasib Para Ibu Kantin yang Pasrah Menanti Sekolah Masuk Lagi

KOMPASIANA---Para orangtua pasti memiliki reaksi berbeda-beda ketika tahu anaknya sudah memiliki pacar.

Ada orangtua yang mempersilakan, namun tak sedikit orangtua yang menolak.

Sebenarnya, pada kondisi ini peran orangtua dibutuhkan. Ia disarankan untuk berposisi netral.

Orangtua diharapkan bisa memberikan edukasi tentang sebuah hubungan percintaan hingga bagaimana dampak positif dan negatif bagi si anak.

Selain tentang batasan orangtua terhadap anaknya yang berpacaran, masih ada konten menarik dan populer kategori Lyfe di Kompasiana. Berikut konten-kontennya:

1. Seperti Apa Batasan Orangtua Saat Anak Berpacaran?

Secara umum, berpacaran itu seperti sebuah upaya untuk membangun relasi pengenalan di antara kedua belah pihak.

Menjadi lebih menarik ketika relasi ini tidak hanya menjadi relasi antara dua orang. Relasi itu seyogianya melibatkan pengetahuan orangtua

Namun, hal ini masih sulit terjadi. Anak-anak cenderung cemas pada reaksi orangtua.

Jika orangtua mengerti, kenyataan berpacaran mesti dilihat sebagai bagian dari kehidupan anak mereka.

Lalu bagaimana seharusnya orangtua bersikap? (Baca selengkapnya)

2. Sleep Streamer, Kalau Rebahan Saja Dibayar, Ngapain Bangun?

Jangan kaget bila tahu ada orang yang hanya tidur dan dapat uang.

Ya, fenomena ini belakangan ramai setelah Wang Yiming, kreator konten asal Taiwan, menggelar siaran langsung dengan konten hanya dengan tidur.

Wang Yiming biasanya memulai siaran jam lima sore waktu setempat. Usai berbicara beberapa patah kata dan mengenakan masker mata, ia pun langsung tidur begitu saja. Pada jam 10 malam, dirinya bangun.

Bila ditotal, Wang rebahan selama lima jam lamanya dan berhasil meraup penghasilan hingga lebih dari empat puluh juta rupiah.

Pertanyaannya, dorongan apa yang membuat penonton rela menonton dan memberikan uang hingga terkumpul sebanyak itu? (Baca selengkapnya)

3. Nasib Para Ibu Kantin yang Pasrah Menanti Sekolah Masuk Lagi

Kompasianer Abdullah Zain membagikan pengalamannya terkait nasib penjaga kantin di sekolah.

Mereka, ibu-ibu kantin ini, kian tak menentu nasibnya setelah aktivitas belajar-mengajar banyak dilakukan dari rumah.

Dikatakannya, sekarang para pemilik kantin yang tutup sementara sudah kembali ke kampung halaman, bekerja serabutan.

"Mereka kini harus memutar otak bagaimana caranya agar tetap bisa hidup berkecukupan. Namun di benak mereka masih turut pasrah menunggu sekolah buka kembali," tulis Kompasianer Abdullah Zain. (Baca selengkapnya)

4. Bubur Campur yang Menerbitkan Selera

Di hampir tiap daerah di Indonesia memiliki kuliner bubur dengan ciri khas daerahnya masing-masing. Namun ada satu yang menarik, yakni bubur campur.

Tak kalah dengan bubur lainnya, bubur campur ini terdiri dari enam hingga tujuh macam bubur yang ditempatkan dalam mangkuk.

Untuk satu mangkuk atau satu gelas plastik dibanderol dengan harga sangat terjangkau, yakni empat ribu rupiah. (Baca selengkapnya) (IBS)

https://money.kompas.com/read/2021/03/12/222627526/tren-lyfe-kompasiana-seperti-apa-batasan-orangtua-saat-anak-berpacaran-nasib

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke