Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ombudsman Sebut Harga Gabah Turun Bukan karena Isu Impor Beras

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengatakan, saat panen raya suplai gabah akan melimpah melampaui permintaan, sehingga menyebabkan harga gabah trennya menurun.

"Jadi ketika musim panen raya, tanpa ada keputusan impor harga gabah pasti turun," ujar dia dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/3/2021).

Di sisi lain, lanjut Yeka, pada tahun ini diproyeksikan produksi padi akan meningkat dari tahun lalu, sehingga pasokannya dipastikan semakin melimpah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) potensi produksi padi sepanjang Januari-April 2021 mencapai 25,37 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 26,88 persen atau 5,37 juta ton GKG dari periode sama di 2020 sebesar 19,99 juta ton GKG.

Bila dikonversikan, protensi produksi beras sepanjang Januari-April 2021 mencapai 14,54 juta ton, naik 26,84 persen atau 3,08 juta ton dari periode sama di tahun lalu yang sebesar 11,46 juta ton.

"Apalagi ditambah tahun ini kata BPS produksinya diperkirakan meningkat. Jadi penekanan terhadap penurunan harga semakin kuat," kata Yeka.

Ia pun membandingkan pergerakkan harga gabah sebelum adanya isu impor beras. Pada Januari 2020 harga gabah di level Rp 5.273 per kilogram dan Februari 2020 sebesar Rp 5.176 per kilogram.

Tetapi pada Januari 2021 harga gabah menjadi Rp 4.900 per kilogram dan pada Februari 2021 sebesar Rp 4.758 per kilogram. Angka ini menunjukkan tren penurunan harga gabah sudah terjadi sebelum adanya rencana impor.

"Dibanding harga tahun lalu, harga gabah di tahun ini turun, padahal Januari-Februari belum ada isu impor," jelas Yeka.

https://money.kompas.com/read/2021/03/24/201000426/ombudsman-sebut-harga-gabah-turun-bukan-karena-isu-impor-beras

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke